UIN Datokrama Palu: Layanan "fast track" tiga embarkasi permudah JCH

id pelayanan fast track jch, calon jemaah haji, pemberangkatan cjh, kementerian agama,menteri yaqut, uin datokarama palu, profesor lukman

UIN Datokrama Palu: Layanan "fast track" tiga embarkasi permudah JCH

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu Prof. Kiai Haji Lukman Thahir. (ANTARA/HO-UIN Datokarama)

Mataram (ANTARA) - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Sulawesi Tengah Profesor Kiai Haji Lukman Thahir menyatakan bahwa penerapan pelayanan "fast track" di tiga embarkasi wilayah Indonesia merupakan salah satu bukti peningkatan kualitas pelayan dari Kementerian Agama RI untuk mempermudah akses jemaah calon haji (JCH) menuju tanah suci.

"Saya mengistilahkan pelayanan 'fast track' ini seperti jalan tol yang menjadi satu solusi atasi kemacetan dan mempercepat mobilisasi serta mempersingkat waktu tempuh," kata Profesor Lukman yang ditemui di Mataram, Sabtu.

Pernyataan Profesor Lukman Thahir ini merupakan tanggapan atas keberhasilan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas membangun hubungan kerja sama dengan pemerintah Arab Saudi.

Tiga embarkasi yang sudah memberi pelayanan "fast track" kepada JCH pada tahun ini ada di Bandara Juanda Surabaya, dan Adi Soemarmo Surakarta. Untuk sebelumnya, pelayanan tersebut hanya ada embarkasi Bandara Soekarno Hatta di Tangerang, Banten.

"Fast track" merupakan fasilitas preclearance atau pemeriksaan dokumen keimigrasian, seperti visa dan paspor yang dilakukan pihak Keimigrasian Pemerintah Arab Saudi di Indonesia. Sehingga, setibanya di bandara Madinah atau Jeddah, JCH bisa langsung menuju bus untuk berangkat ke hotel.

Dengan pengertian demikian, Prof. Lukman mengatakan layanan "fast track" dapat menghemat waktu jemaah setibanya di bandara tujuan, baik di Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah maupun King Abdul Aziz International Airport (KAAIA) Jeddah.

"Kita tahu ya, bagaimana pelayanan JCH khususnya pemeriksaan dokumen keimigrasian pada tahun- tahun sebelumnya di Jeddah dan Madinah, dimana JCH asal Indonesia harus antrian berjam-jam, sehingga mereka kelelahan dan kelaparan," ujarnya.

Namun, dengan adanya layanan "fast track" di tiga embarkasi wilayah Indonesia, maka JCH yang berangkat dari tanah air tidak perlu lagi menjalani pemeriksaan dokumen keimigrasian setibanya di Jeddah atau Madinah.

"Jadi, mereka (JCH) bisa langsung menuju tujuan," ucap dia.

Ia menilai hasil kerja sama yang terbangun dengan pemerintah Arab Saudi tersebut menjadi satu terobosan yang luar biasa dan sudah selayaknya mendapatkan apresiasi.

"Karena ini merupakan wujud komitmen dan kepedulian, serta keberpihakan Menteri Agama Bapak Yaqut dalam memudahkan JCH," katanya.

Dia melihat peningkatan kualitas pelayanan JCH ini akan menjadi prioritas Kementerian Agama untuk tahun mendatang. Menurut dia, Kementerian Agama akan terus meningkatkan kualitas pelayanan JCH dengan membuka layanan "fast track" pada lokasi embarkasi lainnya seperti di Bandara Aceh untuk representatif Pulau Sumatera dan Makassar untuk representatif Pulau Sulawesi.

Peningkatan kualitas pelayanan ini pun, kata dia, tidak terlepas dari kelengkapan sarana pendukung yang memadai, salah satunya ketersediaan sumber daya manusia (SDM).

"Oleh karena itu, dibutuhkan sinergi dan kerja sama multi pihak untuk bisa bersama-sama bekerja dalam meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat Indonesia, khususnya JCH," ujar dia.