RS rujukan perlu transfer ilmu pelayanan penyakit katastropik

id kementerian kesehatan,budi gunadi sadikin,penyakit katastropik

RS rujukan perlu transfer ilmu pelayanan penyakit katastropik

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat memberikan sambutan peresmian layanan katerisasi jantung (Cath Lab) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Al-Ihsan Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (16/2/2024). (ANTARA/Rubby Jovan)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan rumah sakit rujukan, seperti Rumah Sakit Umum Daerah (Daerah) Al Ihsan Bandung, perlu mentransfer pengetahuan tentang layanan unggulan yang dimilikinya ke seluruh RS kabupaten atau kota.

Menkes Budi dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Sabtu, menjelaskan kanker, jantung, stroke, dan ginjal yang merupakan penyakit katastropik masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan memberikan perhatian khusus pada penyakit katastropik tersebut melalui transformasi layanan rujukan di berbagai RS, seperti RSUD Al Ihsan Bandung, Jawa Barat.

“Jadi tugasnya Rumah Sakit Al ihsan adalah mengampu. Bukan hanya pintar sendiri, tapi harus bisa semua kabupaten kota di Jawa Barat harus bagus RSUD-nya. Kalau bisa sedikit sekali yang dirujuk ke Al Ihsan. Semakin sedikit yang dirujuk, semakin bagus Al Ihsan-nya,” katanya.

Layanan prioritas RSUD Al Ihsan yang diresmikan olehnya pada Jumat (16/2) merupakan implementasi transformasi kesehatan, khususnya transformasi layanan rujukan. Layanan-layanan itu adalah Cardiac Surgery Center, Stroke Center, Radiotherapy Center, Pengobatan TB Paripurna, dan One Stop Service Kanker Paru.

Layanan rujukan tersebut, katanya, merupakan fasilitas rujukan penyakit katastropik atau penyakit yang mengancam nyawa dan membutuhkan biaya pengobatan yang besar serta proses penyembuhan yang lama.

Dia menjelaskan layanan-layanan tersebut merupakan salah satu langkah Kementerian Kesehatan guna mengurangi angka kematian akibat penyakit katastropik. Budi berharap, dengan upaya-upaya seperti itu, lebih banyak pasien rumah sakit rujukan keluar melalui pintu depan dalam kondisi sembuh, daripada keluar melalui pintu belakang atau dalam kondisi meninggal.

Kemenkes menetapkan 10 layanan kesehatan prioritas yang menjadi perhatian dalam transformasi layanan rujukan. Sepuluh layanan kesehatan prioritas tersebut adalah kanker, jantung, stroke, ginjal, kesehatan ibu anak, TB respirasi,

Baca juga: Kemenkes pastikan fasyankes siaga 24 jam
Baca juga: RI-Fiocruz membuka peluang kolaborasi teknologi dan vaksin atasi dengue


Selain itu, diabetes melitus, gastrohepatologi, penyakit infeksi emerging, dan kesehatan jiwa. Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan pentingnya pemeriksaan kesehatan yang berkaitan dengan darah agar masyarakat terhindar dari berbagai penyakit katastropik.

“Pak, Bu, kalau mau sehat, udah yang diukur berkaitan dengan darah tiga saja dulu. Tekanan darah, gula darah, lemak darah,” kata dia.