PLN Terangi Desa Tertinggal di Kaki Rinjani

id PLN NTB

PLN Terangi Desa Tertinggal di Kaki Rinjani

Petugas PLN memasang tiang jaringan listrik di Desa Puncak Jeringo. (ANTARA NTB/ist)

"Kami berusaha untuk terus meningkatkan rasio elektrifikasi dan mewujudkan `Nusa Terang Benderang"
Lombok Timur (Antara NTB) - Perseroan Terbatas Perusahaan Listrik Negara Wilayah Nusa Tenggara Barat telah membangun jaringan listrik untuk menerangi ratusan kepala keluarga di Desa Puncak Jeringo yang terletak di kaki Gunung Rinjani, Kabupaten Lombok Timur.

General Manager PLN Wilayah NTB Mukhtar, mengatakan pembangunan infrastruktur kelistrikan di Desa Puncak Jeringo, Kecamatan Suela, dilakukan melalui Program Listrik Desa.

"Ini merupakan komitmen PLN untuk menerangi seluruh negeri. Kami berusaha untuk terus meningkatkan rasio elektrifikasi dan mewujudkan `Nusa Terang Benderang", katanya.

Manajer PLN Rayon Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, Firmansyah, menyebutkan infrastruktur yang dibangun berupa Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 3,79 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 3,31 kms, dan dua gardu distribusi masing-masing berkapasitas 50 kilo Volt ampere (kVa).

Dari hasil pendataan, kata dia, terdapat sebanyak 250 kepala keluarga yang belum menikmati listrik. Meskipun demikian, pihaknya telah menyatakan kesiapannya untuk menyambungkan listrik bagi seluruh warga Desa Puncak Jeringo.

"Untuk tahap awal sebanyak 80 kepala keluarga yang sudah mendapatkan aliran listrik. Banyak dari warga yang ingin melakukan penyambungan, namun menunggu hasil panen. Tapi dari sisi kesiapan jaringan dan pasokan daya, PLN siap," ujarnya.

Desa Puncak Jeringo berjarak sekitar 95 kilometer arah timur dari Kota Mataram, Ibukota Provinsi NTB.

Untuk menuju desa itu ditempuh melalui jalur darat selama tiga jam perjalanan. Namun untuk bisa sampai di wilayah tersbeut harus melewati jalan terjal dan berbatu.

Menurut Firmansyah, sulitnya medan yang menjadi kendala sehingga pembangunan infrastruktur jaringan listrik bisa dilakukan menjelang akhir tahun 2017.

"Tanah di Puncak Jeringo isinya batu, jadi ketika menggali pun sangat sulit. Apalagi medan menuju ke sana berat, tanjakan belum beraspal. Ketika hujan, pekerjaan semakin sulit. Dalam satu hari, paling petugas hanya bisa menyelesaikan pemasangan satu atau dua tiang," ucapnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Desa Puncak Jeringo, Hariyanto, merasa gembira karena daerahnya sudah mendapatkan aliran listrik, meskipun baru sebagian rumah warganya tersambung jaringan listrik PLN.

Warga Desa Puncak Jeringo sudah bertahun-tahun menikmati gelap gulita pada malam hari karena tidak ada satu pun rumah penduduk yang menjadi pelanggan PLN.

Kondisi tersebut terkadang menyebabkan kecelakaan pengendara sepeda motor di jalan tanpa penerangan lampu, terlebih kondisi jalan yang terjal dan berbatu.

"Alhamdulillah, kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada PLN karena listrik di desa kami telah menyala. Ke depan warga tentu tidak lagi pakai `dilecopok` atau lampu templek karena ada listrik. Anak-anak juga bisa belajar pada malam hari," kata Hariyanto. (*)