Petani Tak Perlu Khawatir, Jatah Pupuk untuk NTB Bertambah

id Kuota Pupuk Bersubsidi

Petani Tak Perlu Khawatir, Jatah Pupuk untuk NTB Bertambah

Dokumen - Para pekerja sedang menata stok pupuk di gudang (Foto ANTARA/M Ali Khumaini)

"Jadi tidak perlu panik, apalagi sampai menjarah jatah pupuk untuk petani daerah lain"
Mataram (Antaranews NTB) - Kementerian Pertanian memberikan kuota urea bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan petani di Nusa Tenggara Barat pada musim tanam 2018 sebanyak 143.720 ton.

Kepala Kantor Pemasaran PT Pupuk Kaltim (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) Rachmansyah, di Mataram, Selasa mengatakan kuota urea bersubdisi untuk NTB tersebut berdasarkan Permentan RI No 47/Permentan/SR.310/12/2017.

"Jumlah kuota yang diberikan pada awal tahun 2018 sudah cukup bagus dibanding awal tahun sebelumnya sebanyak 125.000 ton. Namun setelah dilakukan beberapa realokasi total penyaluran mencapai 165.326 ton," katanya.

Ia menyebutkan sebanyak 143.720 ton kuota urea bersubsidi tersebut terbagi untuk Kota Mataram sebanyak 1.172 ton, Kabupaten Lombok Barat 10.697 ton, Lombok Utara 4.876 ton, Lombok Tengah 24.320 ton, dan Lombok Timur sebanyak 29.145 ton.

Untuk Kabupaten Sumbawa Barat sebanyak 5.140 ton, Sumbawa 26.303 ton, Dompu 14.116 ton, Bima 26.036 ton, dan Kota Bima sebanyak 1.909 ton.

Rachmansyah mengatakan pendistribusian sarana produksi pertanian tersebut dilakukan oleh 29 distributor yang tersebar di 10 kabupaten/kota.

Masing-masing distributor memiliki kios pengecer binaan yang bertugas menjual kepada petani yang masuk dalam rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK).

"Jumlah distributor pada 2018 bertambah satu lembaga, yakni di Lombok Timur karena permintaan pemerintah daerah. Kalau tahun lalu hanya 28 distributor," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Iis Isnaini menyebutkan Kementan juga mengalokasikan pupuk bersubsidi jenis SP36 sebanyak 17.350 ton, ZA 15.050 ton, NPK 45.320 ton, dan pupuk organik sebanyak 12.880 ton.

Produsen yang ditugaskan menyediakan urea bersubsidi dan pupuk organik adalah PT Pupuk Kaltim, sedangkan jenis lainnya disediakan PT Petrokimia Gresik.

"Pendistribusian ke masing-masing kabupaten disesuaikan dengan realisasi penyerapan pada 2017," katanya.

Melihat alokasi pupuk bersubsidi yang diberikan, Isnaini meminta kepada para petani untuk tidak panik karena khawatir tidak memperoleh pupuk ketika musim tanam.

Dia terus berkoordinasi dengan dua produsen pupuk yang ditugaskan di wilayah NTB agar senantiasa menjaga ketersediaan.

"Produsen sudah menyediakan pupuk sejak 2017 untuk memenuhi kebutuhan yang relatif tinggi memasuki awal tahun 2018. Jadi tidak perlu panik, apalagi sampai menjarah jatah pupuk untuk petani daerah lain," ujarnya. (*)