Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengimbau masyarakat setempat untuk waspada terhadap perubahan cuaca yang diprediksi terjadi selama tiga hari.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram Ramadhani di Mataram, Sabtu, mengatakan potensi perubahan cuaca selama tiga hari sesuai informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan terjadi hujan sedang hingga lebat.
"Potensi itu terjadi mulai tanggal 11-13 Oktober 2025," katanya.
Terkait dengan itu, masyarakat diimbau untuk selalu berhati-hati dengan dampak bencana yang ditimbulkan, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, genangan air, angin kencang, kilat atau petir, berkurangnya jarak pandang, baliho roboh, dan pohon tumbang.
Selain itu, bagi pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan, wisata bahari dan masyarakat yang beraktivitas di sekitar wilayah pesisir waspada tinggi gelombang yang mencapai 2,2 meter di Selat Lombok Bagian Utara dan Selatan, Selat Alas Bagian Utara dan Selatan, Selat Sape bagian Selatan serta Samudera Hindia Selatan NTB.
"Untuk itu, berbagai potensi bencana dampak perubahan cuaca harus diwaspadai untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Baca juga: Distan Mataram meminta petani ikut asuransi antisipasi cuaca ekstrem
Sebagai langkah antisipasi, Pemerintah Kota Mataram sudah melakukan upaya pencegahan dampak perubahan cuaca, salah satunya dengan menggencarkan kegiatan normalisasi saluran sebagai langkah antisipasi masuknya musim hujan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Lale Widiahning mengatakan untuk normalisasi, saat ini pihaknya fokus ke kawasan Lingkar Selatan Kota Mataram.
Kawasan selatan Kota Mataram masih menjadi perhatian dan antisipasi, karena kondisi topografi yang relatif cekung, sehingga berpotensi terjadi genangan dan banjir.
Baca juga: Warga Mataram diimbau waspadai potensi cuaca ekstrem
Kegiatan normalisasi mulai dilakukan dengan pengerukan sedimen sungai di wilayah Karang Genteng Pagutan hingga ke wilayah Peresak Pagutan, Mataram agar pendangkalan sungai bisa segera diatasi.
"Saluran di wilayah tersebut sedang kami gali atau normalisasi dengan alat berat sejak hari Senin (6/10-2025), karena pendangkalan cukup tinggi," katanya.
Tindakan cepat harus dilakukan Dinas PUPR, sebab daerah selatan selalu menjadi catatan ketika musim hujan, paling berpotensi terjadi banjir dan genangan.
Lokasi atau wilayah lainnya yang berpotensi terjadi genangan dan banjir, tetap ditangani dan menjadi konsentrasi pemerintah kota.
"Kami juga pastikan petugas pintu air aktif memberikan informasi ketika ada peningkatan debit air signifikan," katanya.
Baca juga: Banjir Mataram disebabkan empat faktor cuaca, Ini penjelasan BMKG
