Mataram, (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat angka penyerapan tenaga kerja hingga Februari 2010 mencapai 2.003.781 orang atau meningkat dibandingkan Februari 2009 sebanyak 1.915.234 orang.
"Peningkatan jumlah penyerapan tenaga kerja itu antara lain disebabkan karena bertambahnya jumlah penduduk laki-laki maupun perempuan yang bekerja terutama pekerja perempuan untuk membantu ekonomi keluarga," kata Kepala BPS NTB, Soegarenda, di Mataram (10/5).
Ia menyebutkan, jumlah penduduk NTB yang berusia 15 tahun ke atas yang tercatat hingga Februari 2010 sebanyak 3.093.990 orang dengan jumlah angkatan kerja sebanyak 2.126.618 orang.
Dari seluruh angkatan kerja itu sebanyak 1.168.654 orang merupakan angkatan kerja laki-laki, sedangkan perempuan berjumlah sebanyak 957.964 orang.
"Data itu menunjukkan bahwa laki-laki memang menjadi tumpuan dari sebuah rumah tangga untuk mencari nafkah dalam menghidupi keluarga, yang tentunya peran kaum perempuan untuk memperkuat ketahan ekonomi keluarga juga cukup besar," katanya.
Menurut dia, meningkatnya jumlah angkatan kerja berdampak pada tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) NTB yang juga mengalami peningkatan yakni dari 67,29 persen pada Februari 2009 menjadi 68,73 persen pada Februari 2010.
Sementara tingkat pengangguran terbuka (TPT) juga mengalami penurunan yakni dari 6,12 persen pada Februari 2009 turun menjadi 5,78 persen pada Pebruari 2010.
Jumlah penduduk laki-laki yang menganggur mencapai 69.214 orang lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan yang menganggur yakni sebanyak 53.623 orang.
"Sementara kalau dilihat menurut tipe daerah yakni daerah perkotaan dan pedesaan, tingkat pengangguran terbuka di wilayah perkotaan lebih tinggi yakni sebesar 7,64 persen dibandingkan dengan daerah pedesaan sebesar 4,70 persen," katanya.
Soegarenda mengatakan, sektor yang masih dominan menyerap tenaga kerja selama periode Februari 2010 adalah pertanian dibandingkan sektor lainnya.
Sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja hingga mencapai 977.723 orang atau sekitar 48,79 persen dari jumlah angkatan kerja, selanjutnya perdagangan, hotel dan restoran sebanyak 372.956 orang (18,58 persen) dan sektor jasa sosial kemasyarakatan dan perorangan 264.852 orang (13,22 persen).
"Sektor pertanian masih menjadi sektor yang menyerap tenaga kerja paling banyak. Hal itu terjadi karena NTB merupakan daerah agraris dan pertanian merupakan salah satu sektor yang menyumbang devisa paling besar bagi daerah setelah pertambangan," katanya. (*)