PEMKOT MATARAM MUTASI KEPALA SEKOLAH JELANG UN

id

Mataram, (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menggelar mutasi puluhan kepala sekolah dan pengawas pendidikan menjelang pelaksanaan ujian nasional. Acara pengukuhan kepala sekolah dan pengawas pendidikan tersebut dilaksanakan di gedung SMAN 1 Mataram, Sabtu (12/3). Pengukuhan dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Mataram, H. Ruslan Effendy. Jumlah kepala sekolah yang dikukuhkan sebanyak 97 orang yang terdiri dari 26 kepala sekolah yang sudah melebihi jabatan empat tahun, namun surat keputusan (SK) pengukuhannya belum diperbarui. Para kepala sekolah yang SK pengukuhannya belum diperbarui tersebut terdiri dari 16 kepala sekolah dasar (SD), tiga kepala sekolah menengah pertama (SMP) dan enam kepala sekolah setingkat SMA/SMK. Sementara kepala sekolah yang murni dimutasi sebanyak 71 orang yang terdiri dari kepala taman kanak-kanak (TK) sebanyak satu orang, kepala SD 56 orang, kepala SMP sembilan orang dan kepala SMA/SMK lima orang. Untuk pengawas pendidikan yang dikukuhkan sebanyak 22 orang yang terdiri dari pengawas pendidikan TK sebanyak satu orang, pengawas pendidikan tingkat SD dua orang, pengawas pendidikan tingkat SMP tiga orang dan pengawas pendidikan tingkat SMA/SMK 11 orang. Kepala Dinas Dikpora Kota Mataram, H. Ruslan Effendy, mengatakan kebijakan mutasi tersebut melalui proses pertimbangan yang cukup panjang. Mutasi tersebut juga tidak akan mengganggu proses belajar-mengajar menjelang Ujian Nasional (UN). "Insya Allah Tidak akan mengganggu. Kami sudah pertimbangkan. Kalau kepala sekolah yang dimutasi tidak akan mengganggu proses pembelajaran. Beda dengan mutasi guru. Kami tidak berani mutasi guru sekarang," ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa para kepala sekolah yang dimutasi terutama yang berasal dari sekolah yang favorit di tempatkan di sekolah yang nonfavorit bukan sebagai hukuman atau rasa tidak senang, melainkan karena profesionalitas. Ruslan berharap kepada para kepala sekolah yang dimutasi ke sekolah lain mampu memberikan kreativitasnya dengan memberikan yang terbaik di tempat kerjanya yang baru. "Tidak ada niatan mutasi ini karena ada rasa tidak senang atau rasa memberikan hukuman. Itu semata-mata karena pertimbangan profesi dan untuk kemajuan pendidikan di Kota Mataram," ujarnya.(*)