Kota Bima, NTB (ANTARA) - Penjabat Wali Kota Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Mohammad Rum mengimbau para petani tidak menanam jagung di lereng-lereng bukit untuk menghindari ancaman banjir di wilayah itu.
"Hindari menanam jagung di lereng-lereng. Memang secara kasat mata akan mendapatkan keuntungan, tapi lupa dengan ancaman banjir yang mengancam," ujarnya pada pelatihan pembibitan tembakau program penyuluhan pertanian tahun anggaran 2024 bersama kelompok tani Kelurahan Penanae, Kota Bima, Kamis.
Ia berharap bencana banjir bandang yang terjadi pada 2016 silam imbas menanam jagung tidak terulang kembali di Kota Bima.
"Akibat banjir bandang 2016 imbas dari menanam jagung, kerugian mencapai Rp2,2 triliun, sementara hasil dari jagung Rp2 triliun. Lebih besar kerugian yang dialami dibanding keuntungan yang didapat," kata Rum.
Rum menginginkan masyarakat Kota Bima secara individu ekonominya meningkat. Untuk itu penghapusan kemiskinan ekstrim ini yang menjadi keharusan untuk diintervensi, mengingat Kota Bima memiliki banyak potensi yang bisa digali.
"Potensi-potensi ini nantinya disesuaikan dengan keunggulan masing-masing kelurahan," ujarnya.
Untuk itu, kerja sama semua pihak untuk betul-betul menjaga lingkungan.
"Meningkatkan hasil produksi pertanian, perlu adanya perbaikan dan peningkatan infrastruktur agar hasil produksi petani dapat meningkat," katanya.*