GEDUNG MUSEUM NEGERI NTB TERKESAN KUMUH

id

          Mataram, 27/3 (ANTARA) - Gedung Museum Negeri Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terkesan kumuh, karena sejak beberapa tahun terakhir tidak pernah dilakukan rehabilitasi ringan, karena terbatasnya anggaran.

         Kepala Museum Negeri Provinsi NTB R Joko Prayitno di Mataram, Jumat mengatakan sejak beberapa tahun terakhir tembok gedung tidak pernah dicat, dan di beberapa bagian tembok terasa lembab serta ditumbuhi lumut.

         Menurut dia, kondisi tersebut memberikan kesan kumuh, sehingga mengurangi daya tarik museum sebagai objek wisata.

         "Kurangnya anggaran sebenarnya bukan semata-mata karena pemerintah daerah tidak mau mengalokasikan dana untuk rehabilitasi, tetapi kemungkinan karena perencanaan yang dibuat pimpinan sebelumnya kurang baik dan tidak meyakinkan," katanya.

         Ia mengatakan kondisi sejumlah ruangan museum terutama gudang penyimpanan koleksi benda bersejarah juga memprihatinkan, di beberapa bagian plafon rusak, sehingga ruangan terasa lembab.

         "Kondisi seperti itu berpengaruh terhadap daya tahan benda koleksi museum," katanya.

         Menurut dia, jika kondisi itu dibiarkan, maka koleksi museum terutama benda-benda peninggalan sejarah yang tidak ternilai harganya terancam rusak.

         Oleh karena itu, kata dia, perlu segera dilakukan rehabilitasi ringan, seperti memperbaiki plafon.

         "Seharusnya gedung museum direhabilitasi ringan setiap tahun agar penampilannya tetap menarik bagi masyarakat terutama para wisatawan, sehingga mereka berminat untuk berkunjung menikmati koleksi yang ada," katanya.

         Ia mengatakan sekarang ini kondisi museum tidak bedanya seperti gedung tua yang tidak terawat.

         Kalaupun tidak bisa dilakukan rehabilitasi karena membutuhkan dana besar, minimal bagian-bagian tembok yang sudah ditumbuhi lumut dicat agar tidak terkesan kumuh.

         "Alokasi anggaran untuk museum semakin kecil jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2009 anggaran yang dialokasikan dari APBD hanya Rp800 juta, jauh menurun dibandingkan dengan 2005 yang mencapai Rp1,5 miliar," katanya.

         Joko mengataan untuk biaya pemeliharaan museum dengan luas bangunan 10.207 meter persegi yang berdiri lahan seluas 1,4 hektare dibutuhkan anggaran cukup besar.

         Ia menyebutkan rata-rata jumlah wisatawan termasuk pelajar yang berkunjung ke museum NTB tercatat 1.200 orang atau sekitar 14.000 orang per tahun.

         "Sekarang ini kami tidak memiliki anggaran untuk menambah koleksi baru. Sebuah nekara berusia ratusan tahun belum bisa dipindah ke museum, karena tidak ada dana untuk biaya ganti rugi," katanya.

         Jumlah koleksi Museum Negeri NTB hingga kini tercatat 7.513 item, terbanyak benda-benda etnografi, yakni koleksi benda-benda alat kelengkapan yang dipakai sehari-hari seperti peralatan rumah tangga, alat pertanian dan alat-alat untuk berburu.

         Selain itu, juga tersimpan naskah-naskah kuno atau manuskrif serta benda-benda historika, yakni benda-benda peninggalan sejarah termasuk prasejarah, seperti kapak batu dari zaman pra sejarah.(*)