Aktivitas sekolah terdampak genangan di Kota Mataram kembali normal

id sekolah,mataram,genangan

Aktivitas sekolah terdampak genangan di Kota Mataram kembali normal

Ilustrasi: - Sejumlah siswa SMP di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, satu persatu keluar dari gerbang sekolah saat jam pulang. ANTARA/Nirkomala

Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengatakan, sejumlah sekolah yang terdampak genangan akibat cuaca ekstrem pada Minggu-Senin (6/12), sudah kembali beraktivitas normal.

"Sekolah-sekolah yang meliburkan siswanya dan memunda kegiatan ujian semester ganjil karena kondisi sekolah yang tergenang air, kini sudah normal kembali," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram H Lalu Fatwir Uzali di Mataram, Jumat.

Berdasarkan laporan kepala sekolah, lanjut Fatwir, jumlah sekolah yang tergenang sebanyak lima sekolah yakni tiga sekolah dasar (SD) di Kecamatan Ampenan meliputi SDN 21, SDN 5 dan SDN Karang Panas, serta dua SD di Kecamatan Cakranegara.

"Saat itu, kita memang mengizinkan sekolah untuk meliburkan siswa dan menunda kegiatan ujian semester karena kondisi sekolah tidak memungkinkan," katanya.

Namun hal itu hanya berlangsung sehari, sebab pada hari Selasa, kondisi sekolah langsung dibersihkan dan dirapikan. Kemudian pada hari berikutnya siswa kembali masuk dan melaksanakan ujian semester yang sempat tertunda.

"Alhamdulillah, dalam beberapa hari ini kondisi cuaca juga mendukung sehingga pemulihan kondisi sekolah setelah genangan bisa lebih cepat," katanya.

Lebih jauh Fatwir mengakui, sekolah yang tergenang dengan ketinggian sekitar 10-25 sentimeter dipicu karena sekolah berada di pusat perkampungan, sehingga kesulitan mendapat akses saluran primer.

Selain itu, sekolah rata-rata berada di bawah bahu jalan sehingga ketika terjadi hujan deras dengan intensitas tinggi dan merata, memicu terjadinya genangan.

"Kalau hujannya normal atau biasa-biasa saja, genangan tidak pernah terjadi. Pasalnya, hampir semua sekolah di kawasan rawan genangan sudah memiliki biopori atau sumur resapan," katanya.

Namun demikian, ke depan pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap kondisi bangunan fisik sekolah tersebut sebagai langkah antisipasi agar tidak muncul genangan ketika terjadi cuaca ekstrem.

"Termasuk untuk penanganan sampah dan kebersihan. Siapa tahu biopori di lingkungan sekolah sudah tertimbun sampah atau lainnya," ujarnya.