Chicago (ANTARA) - Emas menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), memperpanjang kenaikan untuk hari keempat berturut-turut, ditopang oleh berlanjutnya pelemahan dolar dan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terangkat 17,60 dolar AS atau 0,95 persen, menjadi ditutup pada 1,865,40 dolar AS per ounce.
Emas berjangka terdongkrak 5,7 dolar AS atau 0,31 persen menjadi 1.847,80 dolar AS pada Senin (23.5/2022), setelah menguat 0,9 dolar AS atau 0,05 persen menjadi 1.842,10 dolar AS pada Jumat (20/5/2022), dan melonjak 25,3 dolar AS atau 1,39 persen menjadi 1.841,20 dolar AS pada Kamis (19/5/2022).
Di awal sesi, emas berjangka sempat mencapai 1.868,80 dolar, tertinggi dalam dua minggu. Terlebih lagi, emas Juni telah berhasil bertahan di zona hijau untuk sesi keempat berturut-turut, terpanjang sejak kemenangan beruntun lima hari antara 7 dan 13 April.
Baca juga: Harga emas naik 9,4 dolar seusai imbal hasil obligasi AS berkurang
Indeks dolar, musuh emas, tergelincir dari tertinggi 20 tahun di atas 105 pada awal Mei menjadi sedikit di atas 101 pada Selasa (24/5/2022), mencatat penurunan lebih dari tiga persen.
Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun juga telah jatuh, turun hampir 3,7 persen hanya pada Selasa (24/5/2022) saja dan menuju kerugian minggu ketiga berturut-turut.
Data ekonomi yang dirilis pada hari yang sama juga mendukung emas. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan rumah baru AS turun 16,6 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman di 591.000 pada April, tingkat terendah sejak April 2020. Penurunan itu jauh lebih buruk daripada yang diproyeksikan para analis.
Indeks manajer pembelian (PMI) jasa-jasa S&P Global turun menjadi 53,5 pada Mei dari 55,6 pada April, terendah empat bulan dan di bawah perkiraan konsensus 55,0 dari para ekonom. Indeks PMI manufaktur AS turun menjadi 57,5 pada Mei dari 59,2 pada April, sesuai dengan perkiraan ekonom 57,4.
"Tren naik saat ini dapat berlanjut ke 1.900 dolar AS dan 1.910 dolar AS di mana momentum dapat habis," kata Sunil Kumar Dixit, kepala strategi teknis di skcharting.com.
Sementara itu, Ed Moya, analis di platform perdagangan online OANDA, mengatakan emas akan tetap didukung karena tekanan inflasi, situasi Covid China tetap tidak diketahui, dan perusahaan-perusahaan Amerika terus memangkas prospek mereka.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 34 sen atau 1,57 persen, menjadi ditutup pada 22,063 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 7,4 dolar AS atau 0,78 persen, menjadi ditutup pada 942,9 dolar AS per ounce.