Mataram, 30/1 (ANTARA) - Kondisi cuaca buruk yang terjadi di hampir seluruh kawasan Indonesia, khususnya di perairan Samudera Hindia, belum mempengaruhi ketersediaan bahan bakar minyak untuk kebutuhan konsumen di wilayah Nusa Tenggara Barat.
"Stok di Terminal BBM Ampenan dan Terminal BBM Badas, sampai posisi hari ini masih aman," kata Asisten Manager Hubungan Eksternal PT Pertamina Unit Pemasaran dan Region V Eviyanti Rofraidah, yang dihubungi dari Mataram, Senin, sehubungan dengan merebaknya isu akan terjadi kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) terkait cuaca buruk, sehingga antrean di berbagai SPBU Kota Mataram semakin banyak.
Eviyanti dihubungi setelah Kepala Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Ampenan Syahidun, enggan memberi penjelasan dengan alasan untuk persoalan kebijakan termasuk distribusi BBM merupakan kewenangan Pertamina Unit Pemasaran dan Region V Surabaya.
Pertamina Unit Pemasaran dan Region V Surabaya, membawahi Terminal BBM di wilayah Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Di wilayah NTB, selain Terminal BBM Ampenan (dulu disebut Depo Pertamina) untuk melayani konsumen di Pulau Lombok dan pulau-pulau kecil (gili), juga ada Terminal BBM Badas untuk melayani kebutuhan di Pulau Sumbawa.
BBM yang didistribusi di Pulau Lombok oleh Pertamina Depo Ampenan itu didatangkan dari Kilang Pertamina di Depo Manggis, Karangasem, Pulau Bali.
Eviyanti mengatakan, kebutuhan BBM di NTB, khususnya di Lombok memang sempat mengalami peningkatan pada libur panjang Natal dan Tahun Baru 2012.
Namun seiring dengan telah normalnya aktivitas ekonomi maupun pendidikan, penyaluran BBM bersubsidi pun mulai berangsur normal.
Terminal BBM Ampenan, yang memenuhi kebutuhan untuk Pulau Lombok dan sekitarnya, per hari rata-rata menyalurkan 680 kilo liter (KL) Premium dan 220 KL Solar. Sedangkan Terminal BBM Badas yang memenuhi kebutuhan Pulau Sumbawa dan sekitarnya, setiap harinya menyalurkan 280 KL Premium dan 170 KL Solar.
"Stok BBM secara kontinyu akan terus ditambah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Dijadwalkan, pada 1 Februari 2012 dijadwalkan tanker Mundu yang membawa stok Solar akan masuk di Terminal BBM Badas. Sedangkan 3 Februari, tanker Kurau yang mengangkut Premium dan Solar dijadwalkan akan bersandar di Terminal BBM Ampenan.
Menurut Eviyanti, pertamina akan menyalurkan BBM sesuai kebutuhan masyarakat. Dalam penyalurannya, pertamina terus berkoordinasi dengan aparat pemerintah dan pihak yang berwajib agar BBM bersubsidi dapat disalurkan tepat sasaran.
Apabila terjadi indikasi penyalahgunaan dalam hal penyaluran BBM bersubsidi, masyarakat dapat melaporkan ke aparat berwajib atau kepada pertamina melalui kontact di nomor 500-000.
"Segala bentuk pengaduan atau laporan akan ditindak lanjuti sesuai dengan prosedur yang ada," ujarnya. (*)