Kapolsek Ambalawi Diduga Kuat Tewas Tertembak

id Kapolsek Ambalawi

Menurut keterangan dari dokter forensik, luka yang ada di bagian belakang kepala sebelah kanan merupakan luka tembak

Mataram, (Antara) - Tewasnya Kepala Kepolisian Sektor Ambalawi, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Iptu Abdul Salam, diduga kuat karena ditembak oleh orang tak dikenal.

Hal itu ditegaskan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat AKBP M Suryo Saputro ketika dikonfirmasi wartawan di Mataram, Selasa.

"Menurut keterangan dari dokter forensik, luka yang ada di bagian belakang kepala sebelah kanan merupakan luka tembak," katanya.

Kapolsek Ambalawi Iptu Abdul Salam meninggal pada Sabtu (16/8) sekitar pukul 08.00 Wita. Jenazahnya ditemukan oleh seorang guru yang melintas di tempat kejadian perkara (TKP) yang berjarak sekitar 15 kilometer dari rumah korban menuju Polsek Ambalawi.

Sebelumnya, Suryo menduga Iptu Abdul Salam, meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas tunggal berdasarkan laporan Kapolres Kota Bima.

Namun, setelah tim forensik dari Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB bersama dokter dari Polda NTB melakukan otopsi ditemukan serpihan logam yang diduga anak peluru di kepala bagian belakang sebelah kanan.

"Itu perkembangan terakhir. Namun itu nanti tentunya perlu pembuktian forensik balistik laboratorium forensik (labfor) untuk lebih memastikan akurasinya," ucap Suryo.

Suryo juga menegaskan, pihaknya belum bisa menyimpulkan motif dugaan penembakan yang menyebabkan Iptu Abdul Salam meninggal dunia.

"Kami masih dalam proses penyelidikan dengan mendalami fakta-fakta yang ada supaya tidak salah dalam menyimpulkan," tegasnya.

Ditanya apakah dugaan penembakan tersebut ada kaitan dengan teroris berinisial AN dan AG yang berasal dari Kecamatan Ambalawi, yang sudah ditangkap beberapa waktu lalu, Suryo juga belum berani menyimpulkan ke arah sana.

"Kami belum bisa menyimpulkan tentang latar belakang terjadinya dugaan penembakan karena semua masih didalami. Kalaupun berkaitan dengan teror dan sebagainya kami belum tahu. Artinya masih dikumpulkan fakta-fakta yang ada," ucapnya.

Ia mengatakan proses penyelidikan masih terus dilakukan Polres Kota Bima dibantu anggota dari Polda NTB.

Tim penjinak bahan peledak (jihandak) Polres Kota Bima juga sudah menyisir TKP menggunakan alat pendeteksi logam untuk memastikan apakah anak peluru atau selongsong masih ada di lokasi.