Mataram, (Antara) - Empat dari lima terduga teroris yang ditangkap Tim Detasemen Khusus 88/Antiteror Polri dua pekan lalu di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, kini telah ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia.
Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat Brigjen Pol Sriyono saat dikonfirmasi di Mataram, Senin, membenarkan bahwa empat dari lima terduga teroris yang ditangkap pada Sabtu (20/9) di Kabupaten Bima, telah ditetapkan sebagai tersangka.
"Menurut informasi dari Tim Densus 88/Antiteror, empat terduga teroris itu sudah diproses dan ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Mabes Polri, sedangkan CL istri GN dibebaskan," katanya.
Empat terduga teroris itu adalah JW, SH, DD dan GN. Sedangkan istri GN, yakni CL, yang ditangkap bersamaan dengan suaminya pada Sabtu (20/9) saat melintas di Dusun Pali, Desa Punti, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima, telah dibebaskan karena setelah diperiksa CL tidak terlibat dalam aksi teror di Indonesia.
Ia mengatakan, berkas perkara empat tersangka saat ini sudah diserahkan oleh penyidik Mabes Polri kepada penuntut umum. "Penyidik menemukan bukti adanya dugaan keterlibatan mereka dalam sejumlah aksi teror yang pernah terjadi di beberapa wilayah di Indonesia," ujarnya.
Dikatakannya, para tersangka diduga ikut terlibat dalam aksi teror yang pernah terjadi di daerah Poso dan beberapa wilayah lainnya.
"Empat orang itu diduga terlibat dalam sejumlah aksi teror di Indonesia, bukan hanya di Poso, ada juga di beberapa tempat," kata Brigjen Sriyono.
Tim Densus 88/Antiteror Polri menangkap para terduga teroris di Kabupaten Bima pada Sabtu (20/9) lalu, lima berhasil diamankan dan satu terduga teroris berinisial NR (23) tewas tertembak saat dilakukan penggerebekan.
Berdasarkan keterangan polisi, NR saat itu hendak melemparkan bahan peledak ke arah aparat, namun untuk mencegah timbulnya korban, polisi langsung mengambil tindakan cepat dengan menembak NR di tempat hingga tewas.
NR adalah warga Dusun Kala Timur, Desa O`o, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, dalam kesehariannya NR dikenal sebagai petani di daerah tersebut.