Mataram, (Antara) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia wilayah Nusa Tenggara Barat khawatir jika Presiden Joko Widodo benar-benar mewujudkan rencananya memangkas anggaran perjalanan dinas bagi pegawai negeri sipil.
Sebab, kebijaksanaan itu akan berdampak terhadap perkembangan bisnis mereka, kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Nusa Tenggara Barat (NTB) I Gusti Lanang Patra, di Mataram, Sabtu.
"Jelas kami sangat khawatir karena akan berdampak tidak hanya dari sisi penjualan kamar yang akan menurun, tetapi juga makanan dan minuman juga tidak laku terjual," ujarnya.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi, menyoroti anggaran perjalanan dinas pegawai negeri sipil (PNS) yang masuk dalam Rancangan Undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2015.
Upaya pemangkasan dana perjalanan dinas menjadi salah satu alternatif agar belanja PNS tidak lebih besar dari belanja publik.
Lanang mengatakan, rasa khawatir tidak saja dirasakan anggota PHRI NTB, tetapi secara nasional, meskipun saat ini memang belum ada dampak nyata dari wacana Presiden Jokowi.
Jika rencana pemangkasan anggaran perjalanan dinas itu benar terjadi, menurut dia, tentu menjadi kekhawatiran pengelola hotel terutama yang bergerak di sektor "Meeting, incentive, convention, and exhibition (Mice)" atau pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran).
"Pokoknya kami galau sekarang ini," ujarnya.
Lanang menambahkan, jika aparatur pemerintah sudah dibatasi untuk melakukan perjalanan dinas, PHRI tentu hanya bisa mengandalkan pertemuan atau kegiatan yang digelar sektor swasta. Di samping terobosan lain yang bisa menggantikan sektor Mice.
Sementara terkait dengan upaya untuk menaikkan tarif, kata dia, tentu sulit untuk bisa dinaikkan saat sekarang ini karena belum bisa dipastikan gambaran tingkat hunian hotel pada 2015 mendatang.
"Memang posisi hotel saat ini agak sulit untuk menaikkan tarif, meskipun tarif dasar listrik sudah naik, dan nanti harga bahan bakar minyak juga naik. Tetapi namanya pengusaha tetap berupaya dengan cara apa pun," ucap Lanang.
PHRI NTB khawatirkan Pemangkasan Anggaran Perjalanan Dinas
Jelas kami sangat khawatir karena akan berdampak tidak hanya dari sisi penjualan kamar yang akan menurun, tetapi juga makanan dan minuman juga tidak laku terjual