Lombok Barat latih Santri Ponpes terkait MEA

id Pemkab Lobar

Ponpes memiliki tugas dan tangung jawab besar dalam membangun bangsa untuk menciptakan profesi lain yang berkualitas
Gerung,  (Antara) - Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, memberikan pelatihan kepada santri/santriwati dari 70 pondok pesantren agar mampu menghasilkan sumber daya manusia berkualitas untuk menghadapi pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

Kegiatan pelatihan yang digelar selama dua hari di aula utama kantor Bupati Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa, itu dihadiri Kepala Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Lombok Barat H Mahrum.

Mahrum mengatakan, pondok pesantren (ponpes) memiliki peran yang besar dalam kehidupan bangsa, terutama dalam mencetak guru dan tenaga profesi lainnya.

"Ponpes memiliki tugas dan tangung jawab besar dalam membangun bangsa untuk menciptakan profesi lain yang berkualitas," katanya.

Menurut dia, upaya ponpes yang telah dilakukan hari ini dan 10 atau 20 tahun lalu baru bisa dirasakan dan bisa dilihat hasilnya pada 10 atau 20 tahun mendatang.

Mahrum menambahkan, upaya pembinaan penting dilakukan agar ponpes betul-betul bisa beradaptasi mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

"Apalagi satu setengah bulan lagi, 2015, kita akan memasuki MEA, kalau tidak dipersiapkan, kita hanya akan menjadi penonton di kampung halaman sendiri," kata mantan Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Barat ini.

Ponpes, menurut dia, merupakan tempat pendidikan yang paling ideal karena pendidikan utamanya didasarkan pada ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum.

Pendidikan agama yang disinergikan dengan pengetahuan umum sangat penting di zaman sekarang yang cenderung mengatasnamakan demokrasi namun mengabaikan sisi agama.

Mahrum menambahkan, munculnya berbagai kasus seks bebas, pasangan sejenis baik itu homo maupun lesbian dan sebagainya, merupakan dampak dari kurangnya pemahaman terhadap ilmu agama.

"Ajaran agama itu sangat penting. Pondasi utama pendidikan adalah agama baru kemudian mengisi otak dengan ilmu pengetahuan," ujarnya.

Mahrum mengajak mengajak para santri/santriwati untuk mencontoh kemajuan positif negara lain, seperti kedisiplinan negara Korea Selatan dan majunya akses kemajuan masyarakat Jepang.

"Mengenai disiplin, Korea Selatan adalah negara yang paling baik disiplinnya, sementara Jepang merupakan negara yang setiap lima menit setelah sebuah penemuan baru ditemukan, masyarakat Jepang sudah bisa mengaksesnya," kata Mahrum.

Usai acara pelatihan, Mahrum memberikan bantuan mushaf Al Quran Gumi Patut Patuh Patju sebanyak 10 buah kepada masing-masing perwakilan ponpes yang mengikuti pelatihan.