"Dengan lonjakan trafik arus mudik berarti akan sejalan dengan lonjakan trafik telekomunikasi, jadi dari dunia pertelekomunikasian dan seluruh stakeholders ini memang betul-betul harus mempersiapkan diri dengan baik akibat lonjakan arus mudik ini,” kata Plt. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemenkominfo Ismail dalam keterangan resmi yang diterima, Rabu.
Ismail mengatakan, Kemenkominfo telah menerima laporan dari operator seluler terkait dengan layanan yang disiapkan selama arus mudik, yaitu memastikan trafik telekomunikasi dan pendirian posko layanan telekomunikasi.
Menurut dia, lonjakan trafik di musim mudik tahun ini diperkirakan mencapai 11-36 persen dari normal, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang lonjakannya sekitar 10-20 persen.
"Ini bukan angka yang kecil, kalau 36 persen berarti lebih dari seperempat kapasitas, maka kapasitas harus betul-betul ditingkatkan. Jadi semua operator besar telekomunikasi di Indonesia meningkatkan kapasitas dengan jumlah yang cukup fantastis," ujar Ismail.
Ia menjelaskan, Telkom Group telah menyiapkan kapasitas layanan telekomunikasi sebesar 395.000 Gbps dan 69 posko layanan telekomunikasi. Sedangkan Telkomsel menangani layanan trafik internet di kisaran 12.590 Gbps dan 127 posko.
Indosat juga akan mengantisipasi lonjakan sampai dengan kapasitas 7.273 Gbps dan menyiapkan posko nasional dengan model operasi digital, termasuk pemanfaatan artificial intelligence dan otomasi di berbagai posko.
Sedangkan untuk kapasitas yang disiapkan oleh XL Axiata dilaporkan mencapai 6.200 Gbps dengan seribu personel yang bersiaga. Sementara itu, Smartfren akan menyiapkan sampai dengan 400 Gbps dengan empat posko mudik tersebar di seluruh Indonesia.
Ismail mengatakan, Kemenkominfo juga telah berkoordinasi dengan operator seluler untuk mengantisipasi cakupan wilayah atau coverage di lokasi-lokasi yang padat ketika arus mudik.
Baca juga: Badung Bali mulai bongkar puluhan menara telekomunikasi tanpa izin
Baca juga: Kemenkominfo siapkan akses telekomunikasi sukseskan KTT ASEAN
"Jadi bukan BTS yang stasioner yang sudah ada, tapi khusus untuk lonjakan di daerah-daerah yang melonjak secara sesaat kita perlu siapkan mobile combed termasuk daerah wisata, daerah rest area di tol, kemudian daerah-daerah pemberhentian kunjungan pusat-pusat transportasi mal dan sebagainya,” kata Ismail.
"Jadi bukan BTS yang stasioner yang sudah ada, tapi khusus untuk lonjakan di daerah-daerah yang melonjak secara sesaat kita perlu siapkan mobile combed termasuk daerah wisata, daerah rest area di tol, kemudian daerah-daerah pemberhentian kunjungan pusat-pusat transportasi mal dan sebagainya,” kata Ismail.