Mataram (ANTARA) - Penyidik Pidana Khusus Kejaksaan Negeri(Kejari) Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) memeriksa 35 saksi kasus dugaan korupsi pengelolaan Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM) tahun 2017 sampai dengan 2021.
"Dalam penanganan kasus ini seluruh kelompok penerima sudah semua. Jadi, total saksi yang sudah kami periksa itu 35 orang," kata Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Lombok Timur Isa Ansyori saat ditemui di Mataram, Kamis.
Dia mengatakan bahwa pemeriksaan terakhir akan terlaksana pada Senin (17/7). Penyidik kejaksaan mengagendakan pemeriksaan dari pengurus unit pengelola kegiatan (UPK) yang berada di Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur.
"Pengurus UPK yang kami agendakan Senin besok itu sekitar tiga orang, ada dari pendamping kelompok dan bendahara," ujarnya.
Usai pemeriksaan tuntas, Isa meyakinkan pihaknya akan berkoordinasi dengan inspektorat terkait upaya penghitungan kerugian negara.
"Selesai pemeriksaan saksi itu langsung kami agendakan dengan inspektorat untuk menginformasikan bahwa kasus ini sudah sampai penyidikan dan meminta mereka menghitung kerugian negara," ucap dia.
Kejari Lombok Timur menetapkan status penanganan kasus dugaan korupsi DAPM ini ke tahap penyidikan berdasarkan hasil gelar perkara yang telah mengungkap adanya indikasi perbuatan melawan hukum (PMH).
Pengelolaan DAPM ini bersumber dari dana hibah APBN dalam program bantuan layanan masyarakat (BLM) tahun 2009. Program ini bergulir di tengah masyarakat. Mereka bisa mendapatkan bantuan dana dalam bentuk kredit usaha kelompok.
Isa menjelaskan bahwa DAPM ini merupakan transformasi dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan pada tahun 2014 yang kini beroperasi menggunakan anggaran dari program BLM.
Pengurus DAPM, kata dia, mengelola kredit usaha untuk masyarakat berdasarkan akta notaris sesuai syarat dari pemerintah pusat. Mereka berada di setiap kecamatan dengan status UPK.
Dari catatan kejaksaan, DAPM di Kabupaten Lombok Timur beroperasi dengan menggunakan sisa anggaran PNPM Mandiri Perdesaan tahun 2009. Negara tercatat menggelontorkan dana hibah untuk Kabupaten Lombok Timur secara bertahap dengan total akhir pada tahun 2014 sebesar Rp1,5 miliar.
Isa meyakinkan dana itu terus berkembang dari keuntungan setoran kredit usaha kelompok masyarakat. Untuk di Kecamatan Suela saja, kata dia, pengurus DAPM kini mengelola dana sedikitnya Rp4 miliar.
Berita Terkait
Kejari Lombok Timur menemukan potensi kerugian korupsi DAPM Rp700 juta
Jumat, 4 Agustus 2023 15:45
Kejari Lombok Timur berkoordinasi Inspektorat terkait korupsi dana APM
Rabu, 21 Juni 2023 19:26
Tersangka korupsi DAPM Lombok Timur kemungkinan lebih dari satu orang
Rabu, 21 Juni 2023 14:51
Kejari Lotim NTB perkuat materi audit kasus korupsi DAPM
Rabu, 24 Mei 2023 16:09
Kejari Lombok Timur sidik dugaan korupsi dana amanah pemberdayaan masyarakat
Jumat, 5 Mei 2023 14:59
Kejari Lombok Timur tunggu hasil ahli terkait kerugian korupsi Dermaga Labuan Haji
Rabu, 6 November 2024 18:28
Kejari Lombok Timur terima hasil cek ahli terkait proyek sumur bor Rp1,13 miliar
Senin, 4 November 2024 16:47
Berkas kasus korupsi dana BLT di Lombok Timur dinyatakan lengkap
Senin, 4 November 2024 16:44