Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya air yang ada di tiga bendungan yang masuk dalam proyek strategis nasional guna mengantisipasi terjadinya krisis air dan mendukung usaha pertanian selama musim kemarau.
"Ancaman anomali iklim dengan adanya fenomena El Nino jika tidak ditangani secara serius maka dapat berdampak terjadinya rawan pangan karena berkaitan dengan udara, air dan kondisi fisik lahan sehingga Pemerintah NTT mengoptimalkan pemanfaatan air yang ada di bendungan-bendungan yang ada untuk kebutuhan usaha pertanian selama musim kemarau," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur Lecky Frederich Koli di Kupang, Senin.
Ia mengatakan terdapat tiga bendungan yang ditelah diresmikan Presiden Joko Widodo sebagai sumber air dalam mendukung usaha pertanian pada musim kemarau di NTT yaitu Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu yang memiliki kapasitas tampung 3,3 juta m3, Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang dengan kapasitas tampung sebesar 16,1 juta m3, serta Bendungan Napun Ngete di Kabupaten Sikka dengan kapasitas 11,22 juta meter kubik dengan genangan 99,78 hektar.
Dia menyampaikan, air yang terdapat di tiga bendungan itu bisa digunakan untuk optimalisasi lahan-lahan pertanian yang terdapat di sekitar kawasan selama musim kemarau. "Potensi air yang ada bisa mengisi produksi usaha pertanian pada musim kemarau sehingga kegiatan usaha pertanian yang dilakukan para petani tetap berproduksi," ujar Lecky.
Ia menambahkan, Pemerintah NTT juga menyiapkan alat-alat pertanian untuk mempercepat proses panen pada musim panen satu yang biasanya saat musim panen membutuhkan waktu satu bulan menjadi lebih cepat, sehingga para petani bisa lebih cepat juga dalam mempersiapkan lahan untuk tanam kedua dengan memanfaatkan air yang ada.
Baca juga: Polresta Mataram ungkap penyalahgunaan BBM subsidi di proyek bendungan Meninting
Baca juga: Pembersihan Bendungan Sengguruh hingga 28 Juni
"Langkah-langkah ini yang dilakukan Pemerintah NTT dalam mengantisipasi terjadinya kekurangan pangan akibat dampak El Nino di NTT," kata Lecky. Menurut Lecky, selama musim kemarau ini para petani selain menanam padi juga lebih banyak menanam palawija yang tidak terlalu membutuhkan banyak air.
Berita Terkait
Pajak kendaraan bermotor NTT turun jadi 1,2 persen
Rabu, 11 Desember 2024 4:27
Paus terdampar di Ngada NTT digiring ke laut lepas
Rabu, 11 Desember 2024 4:24
Aktivitas Gunung Anak Ranakah di NTT masih waspada
Rabu, 11 Desember 2024 3:45
OJK imbau Bank NTT segera penuhi ketentuan modal inti
Selasa, 10 Desember 2024 21:11
Sebanyak 900 KK korban erupsi Lewotobi menerima ketetapan lahan relokasi
Minggu, 8 Desember 2024 10:46
Kerusakan lahan pertanian capai 869 ha akibat erupsi
Rabu, 4 Desember 2024 5:48
President Prabowo in NTT's Kupang for Muhammadiyah event
Rabu, 4 Desember 2024 4:59
Bapanas mendorong konsumsi pangan lokal sorgum di NTT
Minggu, 1 Desember 2024 18:55