Sebanyak 900 KK korban erupsi Lewotobi menerima ketetapan lahan relokasi

id Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, NTT, relokasi, pengungsi, erupsi Gunung Lewotobi

Sebanyak 900 KK korban erupsi Lewotobi menerima ketetapan lahan relokasi

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menjawab pertanyaan terkait perkembangan relokasi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, saat ditemui disela kunjungannya ke posko pengungsian bencana tanah bergerak di Desa Sukamaju, Cikembar, Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (6/12/2024) (ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo)

Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sebanyak 900 kepala keluarga (KK) korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, sudah menerima ketetapan lahan relokasi.

 

Kepala BNPB Suharyanto mengatakan bahwa ketetapan tersebut didapatkan setelah Bupati Kabupaten Flores Timur menerbitkan surat keputusan (SK) atas lahan yang digunakan sebagai tempat tinggal mereka.

"Lahan yang sudah ditunjuk itu di Noboleto, sudah ada, sudah di SK-kan 900 KK oleh Bupati secara by name by address," kata Suharyanto dalam pernyataannya yang dikutip di Jakarta, Minggu.

Adapun ratusan kepala keluarga yang akan direlokasi ke Noboleto tersebut diketahui merupakan korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pada 4 November 2024 dari Desa Dulipali di Kecamatan Ile Bura, dan Klatanlo di Kecamatan Walanggitang.

 

Selain kawasan Noboleto, BNPB sebelumnya memastikan sudah ada 20 hektare lahan di kawasan Waidoko, Desa Konga, Kecamatan Titehena, Nusa Tenggara Timur, yang dinyatakan siap untuk didirikan rumah baru atau hunian tetap bagi para pengungsi yang dipindahkan dari Desa Nobo, Flores Timur dengan jumlah yang diestimasikan sebanyak 415 keluarga.

BNPB memastikan ada ratusan keluarga korban erupsi lain dan mayoritas rumahnya rusak itu dalam waktu dekat juga akan menerima ketetapan lahan tempat tinggal baru mereka.

Suharyanto mengungkapkan ada beberapa lahan di kawasan Lewoloroh, Flores Timur yang direkomendasikan pemerintah daerah untuk digunakan menjadi tempat tinggal baru pengungsi korban erupsi. Lahan tersebut berada di dalam kawasan hutan lindung berbatasan antara Kabupaten Flores Timur-Sikka yang saat ini tinggal menunggu kepastian dari Menteri Kehutanan berapa luasnya yang akan digunakan.

"Jadi, tidak terhambatlah, kita akan bangun dulu lahan yang sudah ada, nanti baru yang hutan lindung belakangan tinggal menunggu pengesahan dari Menteri Kehutanan yang akan melihat, mengukur koordinatnya, dan memastikannya," kata dia.

Baca juga: Gunung Dukono kembali erupsi Minggu ini

Menteri Kehutanan Raja Juli, menurut dia, yang akan mengecek secara langsung proses pengukuran koordinat hutan lindung yang diusulkan tersebut. "Namun ternyata kemarin Bandara Larantuka itu ditutup karena erupsi walaupun tidak besar, tetapi abu vukaniknya mengarah ke Bandara Larantuka. Jadi, Menteri Kehutanan belum bisa masuk ke Larantuka," kata Suharyanto.

Prajurit Kodam IX/Udayana Batalyon Zeni Tempur 18/YKR mengerjakan pembangunan rumah hunian sementara (huntara) bagi para korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Desa Konga, Kecamatan Titihena, Kabupaten Flores Timur, Rabu (4/12/2024). ANTARA/HO-BNPB

Terlepas dari semua itu , Suharyanto memastikan pihaknya sudah membangun sebanyak 20 kopel rumah hunian sementara (huntara) yang akan segera ditempati oleh 100 KK korban erupsi.

"Selagi menunggu rumah hunian tetap mereka akan menempati huntara yang sudah jadi, ada 20 kopel per satu kopelnya untuk lima KK berarti sudah 100 KK," kata dia.

Baca juga: Kerusakan lahan pertanian capai 869 ha akibat erupsi

Adapun 20 kopel huntara itu merupakan bagian dari total 420 unit yang akan dibangun untuk 2.200 pengungsi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang akan direlokasi.