Bapanas mendorong konsumsi pangan lokal sorgum di NTT

id Bapanas,pangan,sorgum,NTT

Bapanas mendorong konsumsi pangan lokal sorgum di NTT

Kegiatan gerakan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal di Pulau Semau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. ANTARA/HO-Humas Bapanas

Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendorong peningkatan konsumsi pangan lokal seperti sorgum di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk memperkuat ketahanan pangan daerah berbasis sumber daya pangan lokal.

"Pangan lokal yang beragam di setiap daerah harus kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan masyarakat. Seperti di Nusa Tenggara Timur ini punya pangan lokal sorgum, ini memiliki nilai gizi tinggi dan menjadi pangan yang dimasifkan untuk dikonsumsi oleh masyarakat khususnya masyarakat di NTT ini," kata Kepala Biro Organisasi SDM dan Hukum Bapanas Rachmad Firdaus dalam keterangan di Jakarta, Minggu.

Dia menyampaikan bahwa Bapanas terus melakukan gerakan masif penganekaragaman pangan berbasis sumber daya lokal dengan mendorong daerah untuk memanfaatkan potensi pangan lokal masing-masing daerah.

Rachmad menyampaikan hal itu dalam acara Gerakan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal di Pulau Semau, Kabupaten Kupang, NTT.

Menurutnya, gerakan penganekaragaman pangan yang terus didorong Bapaanas bersama pemangku kepentingan terkait harus memiliki muatan edukasi kepada masyarakat khususnya generasi muda.

"Sehingga ke depan semakin banyak yang menyadari pentingnya pangan beragam bergizi seimbang, dan aman atau B2SA sebagai pola hidup yang sehat berkelanjutan," ujarnya.

Di tempat yang sama, Pj Gubernur NTT Andriko Noto Susanto mengungkapkan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi NTT dalam mendorong pemanfaatan pangan lokal di daerahnya,

"Kami sangat mengapresiasi inisiatif ini. Pemanfaatan pangan lokal seperti sorgum tidak hanya mendukung perekonomian petani lokal, tetapi juga menjaga kesehatan masyarakat. Kami berharap ini dapat menjadi gerakan nasional,” kata Andriko.

Menurutnya, dengan memanfaatkan potensi pangan lokal, maka tidak hanya mandiri secara pangan, tetapi juga mencetak generasi yang sehat, aktif dan produktif.

Baca juga: Bapanas menyiapkan satu data pangan perkuat koordinasi antarinstansi

Sementara itu, Plh. Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas Rinna Syawal, menekankan pentingnya memperkenalkan sorgum sebagai alternatif pengganti nasi kepada generasi muda. Kampanye ini sejalan dengan slogan “Kenyang Gak Harus Nasi”.

“Sorgum memiliki nilai gizi tinggi dan potensi besar untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenalkan sorgum kepada generasi muda agar mereka memahami bahwa kenyang tidak harus selalu dari nasi,” ujar Rinna Syawal.

Adapun Gerakan Penganekaragaman ini melibatkan 1.000 peserta, termasuk 900 murid dari tingkat SD, SMP, SMA, serta 100 murid dari SLB dan panti asuhan. Acara tersebut juga mengusung program edukasi konsep Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) melalui dongeng dan penyediaan 1.000 menu makan berbasis sorgum sebagai sarapan sehat untuk peserta.

Baca juga: Zulhas meminta masyarakat tak khawatir stok pangan menjelang Nataru

"Kegiatan ini mengusung konsep edukasi Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) yang disampaikan secara kreatif melalui dongeng. Selain itu, kami juga menyediakan 1.000 menu makan dan beragam camilan berbasis sorgum sebagai sarapan sehat bagi para peserta," kata Rinna.

Rinna menambahkan bahwa program edukasi ini telah diperluas melalui inisiatif B2SA Goes to School (BGtS). Pada 2023, BGtS telah menjangkau 128 sekolah di 32 provinsi. Pada 2024, program ini ditargetkan menjangkau 380 sekolah di 38 provinsi dengan sasaran 95 ribu murid.

"Kami juga menggandeng pihak sekolah dalam implementasi BGtS. Pada tahun 2024, kami menargetkan BGtS dapat menjangkau 380 sekolah di 38 provinsi dengan melibatkan sekitar 95 ribu murid. Hal ini menunjukkan komitmen kami dalam memperluas edukasi pangan sehat kepada generasi muda di seluruh Indonesia," kata Rinna.