PDAM akan perpanjang kontrak sewa lahan sumber mata air Raden Soedjono

id PDAM Lombok Timur,PDAM,Air di Lombok Timur,Lombok Timur

PDAM akan perpanjang kontrak sewa lahan sumber mata air Raden Soedjono

Kolam renang yang menjadi lokasi sistem instalasi pengolahan air menuju jaringan PDAM Lombok Timur di lahan pribadi milik properti keluarga dr. Raden Soedjono, Tete Batu, Lombok Timur, NTB, Sabtu (18/11/2023). (ANTARA/Dhimas B.P.)

Yang kami jalin kontrak itu fasilitasnya, seperti reservoar, bak penampungan


Dalam kontrak kerja sama itu, Raden Nino yang merupakan generasi ketiga dari dr. Raden Soedjono menjalin kesepakatan dengan Bambang Suprayitno, Direktur PDAM Lombok Timur saat itu.

"Dalam perjanjian itu kami bersedia menyuplai air 85 liter/detik," kata Raden Nino.

Jika dipersentasekan, air yang berada di bawah pengelolaan PDAM sebanyak 400 liter/detik, 21 persen di antaranya bersumber dari Tete batu.

Dari jumlah pengelolaan tersebut, dia tidak memungkiri PDAM kini bergantung dengan suplai air dari lahan pribadi milik properti keluarga dr. Raden Soedjono di Tete Batu.

Terkait adanya rencana perpanjangan kontrak 1 tahun dari PDAM, Raden Nino mengatakan bahwa dirinya masih harus melakukan kajian terhadap rancangan kontrak mengingat hal tersebut sudah pernah mendapatkan tanggapan dari Bupati Lombok Timur.

"Dalam pertemuan dengan bupati waktu itu, saya mengusulkan untuk perpanjangan kontrak 5 tahun, tujuannya agar ketersediaan air untuk masyarakat tidak terganggu dalam jangka waktu yang cukup panjang," ujarnya.

Namun, pemerintah dalam pertemuan dengan Raden Nino menyetujui agar kontrak kembali berjalan selama 3 tahun dengan pertimbangan debit air yang dikelola PDAM sebagian besar masih bergantung dari wilayah Tete Batu.

"Jadi, bupati menyetujui itu disadari kalau suplai air dari tempat kami ini memberikan pengaruh besar bagi pendistribusian air oleh PDAM," ucap dia.

Dengan pertimbangan demikian, kata dia, tentu pemanfaatan air dari wilayah Tete Batu akan memberikan keuntungan bagi PDAM, khususnya dalam hal penggunaan anggaran yang tahun ini diketahui PDAM belum ada mendapatkan suntikan modal dari pemerintah.

"Kalau rencananya mau bangun sumur bor, itu jelas bukan solusi, malah jadi beban PDAM. Karena biaya buat satu titik sumur bor saja Rp600 juta, belum lagi biaya operasional yang harus gunakan listrik, jelas pemborosan anggaran," kata Raden Nino.