Jakarta (ANTARA) - Pengamat pasar modal Teguh Hidayat menyatakan bahwa perlambatan ekonomi Jepang tidak memberikan dampak negatif terhadap pasar modal di Indonesia karena indeks Nikkei 225 sedang berada dalam posisi yang tinggi.
“Pasar modalnya di sana Nikkei itu justru sekarang lagi dalam posisi salah satu yang tertinggi sepanjang sejarah. Jadi, harusnya tidak ada dampak negatif terhadap pasar modal kita,” ujar Teguh Hidayat saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Menurutnya, melihat indeks pasar saham tersebut yang kini melebihi angka 38.000 dan hampir mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, tidak sedang terjadi resesi di Jepang.
Namun, ia mengakui bahwa ada perlambatan ekonomi di Negeri Sakura itu, dilihat dari pertumbuhan ekonominya yang minus 3,3 persen yoy pada triwulan III serta minus 0,4 pada triwulan IV tahun lalu.
Baca juga: Indeks harga saham gabungan hari ini menguat 42,30 poin
Baca juga: Pasca Pemilu, Indeks Harga Saham Gabungan diprediksi menguat
Selain itu, Teguh menuturkan bahwa pertumbuhan PDB Jepang juga turun dari 1,7 persen di 2022 menjadi 1 persen di 2023.
“Tapi, angka pertumbuhan segitu untuk sebuah negara maju terhitung masih cukup tinggi,” ucapnya.
Indeks Nikkei 225 ditutup naik sebesar 329,30 poin, atau sekitar 0,86 persen, menjadi 38.487,24 hari ini.