Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyiagakan puluhan personel untuk melakukan patroli di sejumlah titik potensi gelombang pasang dan luapan air sungai dampak cuaca ekstrem.
"Cuaca ekstrem yang saat ini terjadi berupa angin kencang disertai hujan, berpotensi terjadinya gelombang pasang dan luapan air sungai," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Sabtu.
Apalagi, lanjutnya, kondisi geografis Kota Mataram yang berada di wilayah hilir, berpotensi menerima air kiriman dari hulu. Artinya, ketika terjadi hujan di hulu, volume air sungai di Kota Mataram juga bisa berpotensi naik meskipun di Mataram tidak hujan.
"Karena itu, kita yang berada di wilayah hilir harus tetap waspada," katanya.
Apalagi, berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) disebutkan bahwa cuaca ekstrem berupa angin kencang disertai hujan deras di Mataram masih akan terjadi hingga 10 hari ke depan.
"Karena itu, setiap hari 75 personel kami yang terbagi dalam tiga regu aktif turun untuk patroli ke sejumlah titik rawan bencana, seperti di pesisir pantai, pinggir kali dan saluran rawan genangan," katanya.
Selain personel dari BPBD, lanjutnya, kegiatan patroli juga dilakukan oleh tim dari Dinas PUPR, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Sosial, Satpol PP, Dinas Pemadam Kebakaran dan lainnya, ikut siaga untuk penanganan dampak cuaca ekstrem sesuai bidang masing-masing.
Berdasarkan laporan sementara, kata Mahfuddin, ketinggian air pada sungai yang melintasi Kota Mataram, yakni Sungai Jangkuk, Ancar, Berenyok dan Unus saat ini terjadi peningkatan dari batas normal.
"Minggu malam (10/3), air di Kali Jangkuk sempat meluap di wilayah Ampenan, namun tidak sampai masuk ke rumah penduduk dan Senin (11/3) pagi, sudah surut," katanya.
Namun demikian, potensi luapan air sungai perlu terus diwaspadai, termasuk ketinggian gelombang. Hal itu sesuai data BMKG yang memprediksi ketinggian gelombang mencapai 1,5 meter di Lombok bagian selatan dan 4 meter di Lombok bagian utara.
"Meskipun ketinggian gelombang yang diprediksi hingga 4 meter itu berada di Perairan Lombok bagian utara, kita harus tetap waspada, sebab bencana bisa datang kapan dan di mana saja," katanya.
Mahfuddin juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang terjadi akhir-akhir ini.
"Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan sebagai dampak cuaca ekstrem, jika tidak ada kepentingan masyarakat sebaiknya di rumah saja," katanya.
Berita Terkait
Nelayan di Mataram diimbau adaptif pada potensi gelombang pasang
Selasa, 26 Maret 2024 10:11
BPBD Mataram mengimbau nelayan waspadai potensi gelombang pasang susulan
Kamis, 5 Agustus 2021 15:51
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14