Mataram (ANTARA) - Kepulauan Sunda Kecil yang meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) masing mengalami suhu udara dingin terutama saat malam hingga pagi.
Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eddy Hermawan mengatakan fenomena suhu dingin itu dipengaruhi oleh dua faktor eksternal.
"Pertama, posisi Matahari sedang berada di belahan utara Bumi. Kedua, Bumi berada pada titik terjatuh dengan Matahari," ujarnya saat dihubungi di Mataram, Selasa.
Eddy menuturkan Kepulauan Sunda Kecil berada di belahan selatan Bumi, sehingga posisi Matahari turut mempengaruhi suhu udara dan cuaca di wilayah-wilayah tersebut.
Sedangkan, fenomena astronomis Aphelion yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli membuat Bumi berada di titik terjauh dengan Matahari. Tahun ini Aphelion terjadi pada 5 Juli 2024.
Bila Bumi semakin jauh dengan Matahari, maka indeks pancaran matahari dalam bentuk sunspot number agak lama untuk bisa sampai ke Bumi.
"Kedua faktor itu menimbulkan dampak semakin dinginnya di Australia. Kenapa di Australia dingin? karena di sana padang pasir yang cukup luas, lalu dihembuskan, jadinya dingin. Daerah mana yang diserang? tentunya yang terdekat dengan Australia, yaitu NTT, NTB, dan Bali," kata Eddy.
Berdasarkan data suhu udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu udara di Pulau Lombok dapat mencapai 20 derajat Celcius pada malam hari. Kota Mataram, misalnya, yang berada di kawasan pesisir memiliki suhu udara 20 derajat saat malam dan 31 derajat saat siang.
Lebih lanjut Eddy mengungkapkan bahwa suhu udara dingin adalah fenomena wajar dan hanya berlangsung sesaat.
Ketika Matahari berada dekat dengan Bumi dan berada di belahan selatan, maka suhu udara daerah-daerah di Kepulauan Sunda Kecil akan cenderung lebih panas.*
Berita Terkait
BRIN rekomendasikan mitigasi berbasis komunitas
Senin, 16 Desember 2024 19:58
Aspek agama bisa arahkan individu peduli pada lingkungan
Senin, 16 Desember 2024 19:54
Antropolog Hilman ungkap penyebab kemiripan budaya satu daerah dengan lainnya
Rabu, 11 Desember 2024 18:48
BRIN menyiapkan program dan platform kolaborasi riset ketenaganukliran
Selasa, 10 Desember 2024 20:20
BRIN kenalkan teknologi baterai kuantum
Selasa, 10 Desember 2024 19:54
BRIN tekankan pelestarian koleksi ilmiah untuk pemajuan ilmu dan budaya
Rabu, 4 Desember 2024 18:15
PPI kukuhkan tujuh periset muda terbaik Indonesia
Rabu, 4 Desember 2024 17:53
BRIN highlights AI as key ally in bolstering food security
Rabu, 4 Desember 2024 16:52