YPK Indonesia bantu pemulihan anak-anak terdampak gempa Lombok

id YPK Indonesia,Gempa Lombok

YPK Indonesia bantu pemulihan anak-anak terdampak gempa Lombok

Direktur Utama Yayasan Project Karma (YPK) Indonesia Glen Hulley (kiri dua), berdiskusi dengan anggota Komisi XI DPR RI Daerah Pemilihan Nusa Tenggara Barat H. Willgo Zainar, ketika meninjau kondisi pascagempa di Kecamatan Sembalun, dan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur. (Foto Antaranews NTB/ist)

Kami akan bekerja sama dengan psikolog pemerintah, militer dan swasta untuk memberikan konseling trauma kepada anak-anak yang terlalu takut pergi ke sekolah

Mataram (Antaranews NTB) - Yayasan Project Karma (YPK) Indonesia akan mengirim tim ke Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, untuk fokus memperkenalkan prosedur operasi standar guna melindungi dan menyediakan hiburan bagi anak-anak terdampak gempa bumi.

"Kami akan bekerja sama dengan psikolog pemerintah, militer dan swasta untuk memberikan konseling trauma kepada anak-anak yang terlalu takut pergi ke sekolah," kata Direktur Utama YPK Indonesia Glen Hulley, melalui keterangan tertulis.

YPK Indonesia sudah memiliki satu laporan dugaan pelecehan seksual anak terdampak gempa bumi di Kabupaten Lombok Utara, pada 31 Juli 2018 atau dua hari setelah gempa bumi berkekuatan 6,4 pada Skala Richter.

Glen mengaku mengerahkan anggota timnya untuk membantu kepolisian mengungkap kasus tersebut. Pelaku berhasil diidentifikasi dan ditangkap dalam waktu satu jam setelah korban melapor.

"Korban diberikan dukungan advokasi dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB, dan dibawa ke rumah sakit untuk tujuan visum yang akan dilakukan. Kami sangat senang melihat polisi mencapai hasil dengan sangat cepat," ujarnya.

YPK Indonesia, kata dia, difokuskan untuk melindungi anak-anak dari eksploitasi seksual dan perdagangan manusia.

Pengalaman di zona bencana menunjukkan bahwa ketika orang-orang mengungsi dari komunitas mereka, ada peningkatan besar dalam risiko kejahatan seksual terhadap anak-anak atau kejahatan perdagangan manusia.

Oleh sebab itu, lanjut Glen, sebanyak lima orang anggotanya dengan mandat untuk bekerja bersama instansi pemerintah dan non-pemerintah di Pulau Lombok, dengan tujuan memperkenalkan prosedur operasi standar guna menjaga keselamatan dan keamanan bagi anak-anak di kamp-kamp evakuasi.

"Setelah diberikan otorisasi dari Badan Nasional Penanggunalan Bencana (BNPB) dan pihak berwenang setempat, kami ditempatkan di Sajang, Kecamatan Sembalun," ujarnya.

Ia mengatakan anggota timnya diberikan persetujuan untuk melaksanakan misi sosial selama empat hari untuk membuat penilaian awal dan memberikan dukungan tanggap darurat.

Misi itu telah selesai dan kamp di Sajang sudah memiliki sumber daya yang jauh lebih baik.

Glen berharap pemerintah akan membangun kapasitas untuk memungkinkan pihaknya membawa lebih dari 2.000 orang dari kamp terdekat.

Orang-orang tersebut akan memerlukan dukungan dan sumber daya jangka panjang. Pasalnya, kerusakan yang telah terjadi akan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk membangun kembali dan banyak yang tidak mampu membelinya.

"Kami juga berkoordinasi dengan lembaga swadaya lain di Bali dan di Lombok. Ada juga tawaran dari Potato Head Lombok untuk menyumbang 5.000 liter air bagi orang-orang di Sajang. Air sudah disalurkan kepada warga yang sempat tidak memperoleh akses air selama 24 jam," kata Glen. *(*)