Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, melaksanakan program skrining HIV (human immunodeficiency virus) kepada jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Mataram.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Emirald Isfihan di Mataram, Kamis, mengatakan skrining HIV bagi ASN tersebut sebagai salah satu upaya preventif penularan kasus HIV/AIDS di Kota Mataram di luar kegiatan rutin skrining terhadap populasi kunci.
"ASN harus menjadi contoh bagi masyarakat lain dengan memastikan kondisi ASN di Kota Mataram bebas dari HIV dan penyakit menular seksual lainnya," katanya.
Dalam kegiatan itu, puluhan ASN antusias melakukan skrining HIV yang dilaksanakan oleh petugas dari Puskesmas Mataram, dan dari hasil evaluasi pemeriksaan semua ASN dinyatakan negatif HIV.
Baca juga: Perkantoran sehat bakal diterapkan di Mataram antisipasi HIV/AIDS
Ia mengatakan, kegiatan skrining HIV di kalangan ASN diawali dengan sosialisasi dan edukasi HIV/AIDS dan hal itu dinilai penting karena berdasarkan data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Mataram saat ini mencatat jumlah kasus positif HIV/AIDS di Mataram mencapai 100 lebih.
Kasus HIV/AIDS, seperti gunung es yang terlihat sedikit, tapi ternyata banyak dan itu menjadi tugas dari Dinkes untuk mencari sebanyak-banyaknya agar tidak menjadi potensi penularan ke orang lain.
"Karena itulah, upaya preventif yang kami lakukan tahun 2025 adalah skrining masif mulai dari tenaga kesehatan, ASN, bahkan pegawai di luar instansi pemerintah," katanya.
Dikatakan, skrining HIV dinilai penting juga untuk menjaring risiko tinggi, sehingga minimal dilakukan setahun sekali atau sesuai keperluan.
Apabila dalam kegiatan skrining HIV terindikasi ada risiko tinggi, Dinkes akan melakukan pemeriksaan lanjutan secara berkala untuk mencegah terjadinya penularan serta pengobatan ke rumah sakit.
Baca juga: 12 kasus kematian akibat HIV/AIDS di Mataram
Di sisi lain, kata Emirald, upaya pencegahan penularan HIV juga dilakukan melalui program triple eliminasi kepada ibu hamil yakni pencegahan HIV, sifilis dan TBC.
"Hal itu dimaksudkan agar ibu tidak melahirkan bayi dengan HIV," katanya.
Langkah pencegahan dini yang dilakukan Dinas Kesehatan juga membuka layanan pemeriksaan HIV di tingkat puskesmas. Dari 11 puskesmas di Kota Mataram ada 5 puskesmas sudah menjadi pusat layanan risiko tinggi HIV.
Lima puskesmas itu adalah Puskesmas Dasan Agung, Puskesmas Mataram, Tanjung Karang, Karang Taliwang, dan Puskesmas Ampenan. Tahun ini dua puskesmas segera dicanangkan sebagai pusat layanan risiko tinggi HIV.
"Tahun ini Puskesmas Selaparang dan Karang Pule akan kami canangkan jadi pusat layanan risiko tinggi HIV. Dengan demikian, ke depan kami punya 7 puskesmas untuk penanganan HIV," katanya.
Dia berharap melalui perluasan layanan dan program skrining masif HIV yang dilakukan itu, dapat mencegah penularan HIV di Kota Mataram.*
Baca juga: Dinkes laksanakan skrining masif HIV mulai dari nakes di Mataram
Baca juga: RSUD Mataram menangani 25 pasien HIV/AIDS