Pemkot Mataram terbuka tawaran tangani situasi kedaruratan sampah

id Wali Kota Mataram,penanganan sampah,darurat sampah,Sampah mataram

Pemkot Mataram terbuka tawaran tangani situasi kedaruratan sampah

Kegiatan rapat koordinasi pengelolaan sampah dan  penataan wisata di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dipimpin langsung Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana, di Matara, Senin (19/5/2025). ANTARA/HO-Kominfo Mataram.

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengatakan membuka diri terhadap tawaran dalam upaya penanganan situasi kedaruratan sampah yang dihadapi saat ini.

"Sepanjang upaya yang ditawari bisa memberikan dampak terhadap pengurangan sampah, silakan siapa pun bisa bekerja sama dan kami sangat terbuka," kata Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Senin.

Hal tersebut disampaikan usai memimpin rapat koordinasi untuk membahas isu strategis Pemerintah Kota Mataram yakni terkait pengelolaan sampah dan penataan wisata.

Wali kota mengatakan situasi kedaruratan sampah di Kota Mataram terjadi sebagai dampak penutupan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat, karena adanya kegiatan revitalisasi yang diprediksi hingga 3-4 bulan ke depan.

Baca juga: Sampah menumpuk di Mataram dialihkan ke lahan IPAL komunal

Sementara lokasi Tempat Penampungan Sementara (TPS) Sandubaya yang selama ini digunakan untuk menampung sampah setiap hari, saat ini kondisinya sudah penuh.

Oleh karena itu, katanya, sejak empat hari lalu, pembuangan sampah sementara dialihkan ke lahan yang akan menjadi lokasi pembangunan SPAL DT (Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat) atau Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) komunal di wilayah Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, Mataram.

"Pada lokasi itu, saat ini kami menerapkan sistem gali timbun, untuk mengantisipasi dampak yang akan ditimbulkan akibat pembuangan sampah di kawasan itu," katanya.

Data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram menyebutkan, volume sampah yang dibuang ke pembuangan sementara di SPAL DT mencapai 140-150 ton per hari.

Baca juga: Ditolak warga, Pemkot Mataram batal buang sampah ke TPA Kebon Kongok

Wali kota mengatakan penanganan sampah di Kota Mataram harus bersinergi dengan Kabupaten Lombok Barat, sehingga pihaknya menyambut positif jika ada tawaran dari Kabupaten Lombok Barat yang akan bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk penanganan sampah berbasis teknologi.

"Upaya itu perlu kita coba bersama, apalagi Kota Mataram dan Lombok Barat memiliki persoalan sampah yang sama dan wilayah yang berdekatan," katanya.

Termasuk untuk kerja sama pemanfaatan lahan sementara di wilayah Kebon Ayu, Lombok Barat, sebagai solusi sementara penanganan sampah, sambil menunggu alternatif jangka panjang.

"Pemanfaatan sementara lahan di Kebon Ayu memang bukan pilihan ideal, tetapi realistis dalam kondisi sekarang. Yang paling penting jangan sampai kota ini dilanda penumpukan sampah yang mengganggu kenyamanan warga," katanya.

Baca juga: Pemkot Mataram dapat izin kembali buang sampah ke TPA Kebon Kongok

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.