Mataram (ANTARA) - Warga desa pulau Maringkik, kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, masih tetap melakukan kebiasaan memanen air hujan untuk kebutuhan sehari-hari karena belum ada sumber air bersih di daerahnya.
"Hujan tadi pagi dapat panen air 10 bak. Itu dipakai mandi, mencuci sampai memasak juga bisa," kata Daraya, salah seorang ibu rumah tangga yang ditemui di desa pulau Maringkik, usai menerima timekspedisi laskar nusa 2019, Jumat.
Ia mengatakan, kebiasaan memanen air hujan sudah dilakukan sejak puluhan tahun silam dan masih tetap dipelihara hingga saat ini. Pasalnya, belum ada sumur atau pun aliran air bersih dari perusahaan daerah air minum (pdam).
Namun panen air hanya bisa dilakukan pada musim hujan saja. Sedangkan pada musim kemarau, warga harus membeli ke desa Telong Elong, yang berada di daratan.
"Kita membeli air menggunakan perahu ke daratan. Mau tidak mau harus beli. Kita juga beli air mineral galon buat minum sehari-hari,"ujar Daraya.
Mastur (28), yang juga warga desa pulau Maringkik, mengaku membeli air bersih di desa Telong Elong, dengan harga Rp100 ribu per 10 jerigen, ketika musim kemarau. Satu jerigen isinya 20 liter.
Namun, selama musim hujan, pengeluaran membeli air bersih berkurang karena air hujan bisa dimanfaatkan untuk mandi, mencuci, dan memasak.
"Tapi kalau musim kemarau, terkadang saya mandi di laut dulu baru bilas dengan air tawar di rumah, biar tidak banyak habis air," ujarnya.
Hal yang sama juga diakui H Zaelani (30). Warga yang sehari-hari mencari ikan di laut tersebut juga memanfaatkan air hujan untuk keperluan sehari-hari.
Air hujan yang jatuh ke atap mengalir ke pipa paralon yang terpasang di ujung atap rumah, kemudian dialirkan melalui corong yang sudah terpasang dengan selang yang mengarah ke kamar mandi.
"Saya juga menampung air hujan menggunakan bak plastik. Begitulah kondisi warga yang tinggal di tengah laut," kata Zaelani.
Sedangkan, Camat Keruak, Kamaruddin, yang turur hadir menerima tim ekspedisi laskar nusa 2019, mengatakan pemkab Lombok Timur, melaluipdam akan segera mengalirkan air bersih dari Telong Elong menuju desa Pulau Maringkik, menggunakan pipa air bawah laut.
"Insya Allah pada April 2019 airpdam sudah mengalir ke desa pulau Maringkik. Instalasi perpipaan sudah terpasang ke rumah-rumah warga, tinggal menunggu mengalir saja," katanya.
Sebanyak 23 anggota tim ekspedis laskar nusa 2019 yang terdiri atas pegawai Bank Indonesia, anggota TNI Angkatan Laut, unsur media, mahasiswa, dan anggota Pramuka, mengunjungi desa pulau Maringkik, yang merupakan daerah kategori terdepan, terluar dan tertinggal(3t).
Mereka menggelar sosialisasi tentang mata uang rupiah yang merupakan simbol kedaulatan negara kesatuan republik Indonesia. Selain itu mengajar dan memberikan bantuan di sekolah, serta mengadakan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis bagi warga.
Berita Terkait
Jembatan Terapung Pulau Maringkik Lombok Timur ambruk
Jumat, 12 April 2024 12:57
Pemuda miskin dari pulau 3T di NTB lulus polisi
Minggu, 5 Maret 2023 19:21
Pemuda miskin dari Pulau Maringkik Lombok Timur lulus jadi anggota polisi lewat jalur proaktif
Minggu, 5 Maret 2023 17:25
Warga Pulau Maringkik mendaftarkan hak cipta produk kain tenun
Minggu, 12 Februari 2023 12:02
PLN NTB menjadikan Gili Maringkik sebagai Pulau Listrik Pintar
Rabu, 27 Januari 2021 6:37
PLN kembali hadirkan MCB On dan Smart Electric Island Chapter II di Pulau Maringkik
Jumat, 22 Januari 2021 17:47
Siswa SMP Pulau Maringkik menabung demi UNBK
Jumat, 15 Maret 2019 23:03
PERESMIAN DERMAGA PULAU MARINGKIK TERTUNDA
Rabu, 14 Desember 2011 8:29