Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengeluarkan peringatan dini agar warga siaga terhadap potensi bencana hidrometeorologi memasuki musim hujan Oktober 2025-April 2026, sesuai prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Senin, mengatakan sebagai wilayah yang berada di hilir Kota Mataram berpotensi terdampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, gelombang pasang, angin kencang, pohon tumbang, dan puting beliung.
"Oleh karena itu, mulai sekarang masyarakat harus siaga melakukan mitigasi menghadapi potensi bencana tersebut," katanya.
Menyikapi fenomena perubahan iklim salah satu cirinya adalah ketidakpastian dalam memprediksi cuaca.
Baca juga: Cegah banjir, Mataram tingkatkan kesiagaan hadapi musim hujan
Oleh sebab itu memasuki musim hujan Oktober 2025-April 2026, Wali Kota Mataram juga mengimbau untuk meningkatkan langkah kesiapsiagaan dan mitigasi bencana.
Antara lain dengan membatasi aktivitas di luar rumah jika melihat tanda cuaca ekstrem, mengetahui jalur-jalur evakuasi bencana, mengamankan dokumen penting dan aset berharga milik keluarga.
Selain itu, masyarakat juga perlu melakukan langkah-langkah antisipasi genangan dan bencana banjir dengan membersihkan saluran dari sedimen dan sampah.
"Dengan demikian, saluran bisa berfungsi maksimal ketika terjadi peningkatan debit air di musim hujan," katanya.
Selain itu, Mohan juga mengingatkan masyarakat agar selama musim hujan selalu berhati-hati saat beraktivitas di luar rumah.
Baca juga: Banjir Mataram disebabkan empat faktor cuaca, Ini penjelasan BMKG
Hindari berteduh di bawah pohon yang rapuh atau tidak stabil untuk menghindari risiko kecelakaan atau bencana pohon tumbang.
"Masyarakat harus tetap waspada dan prioritaskan keselamatan," kata wali kota mengingatkan.
Sementara Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram H Ramadhani menambahkan peringatan yang disampaikan Wali Kota Mataram tersebut, sudah disebar melalui organisasi perangkat daerah (OPD), serta camat, dan lurah untuk dapat diteruskan ke lingkungan dan masyarakat umum.
"Kami juga menyebar melalui media masa dan media sosial," katanya menambahkan.
Baca juga: Potensi cuaca ekstrem di Mataram sampai tiga hari ke depan
