Mataram (ANTARA) - Presiden AS Donald Trump mengatakan ia ingin mengeluarkan tentara AS dari Afghanistan tapi khawatir negeri itu bisa digunakan sebagai pangkalan serangan teror terhadap Amerika Serikat.
Di dalam satu wawancara yang disiarkan Fox News pada Senin (1/7), Trump mengatakan masalah dengan penarikan 9.000 prajurit AS dari Afghanistan, tempat perang paling lama Amerika, ialah negeri tersebut adalah "laboratorium pelaku teror".
"Saya menyebutnya 'Harvard' pelaku teror," kata Trump.
Ia mengenang percakapan yang ia lakukan dengan para pejabat militer AS untuk memberi tahu mereka keinginannya menarik tentara. Trump mengatakan mereka memperingatkan dia bahwa lebih baik memerangi pelaku teror di Afghanistan daripada di dalam negeri.
"Pak, saya lebih suka menyerang mereka di sana, daripada menyerang mereka di tanah air kita," kata seorang jenderal kepada Trump. "Itu adalah sesuatu yang harus selalu kita pikirkan," kata Trump.
Sekalipun Amerika Serikat benar-benar menarik tentara, kata Trump, AS akan tetap menempatkan keberadaan "intelijen yang sangat kuat" di Afghanistan.
Wawancara dengan Trump direkam pada akhir pekan, sebelum serangan bom truk dilakukan pada Senin oleh petempur Taliban. Serangan itu menewaskan enam orang dan melukai 105 orang di Kabul, Ibu Kota Afghanistan.
Utusan Khusus Perdamaian AS Zalmay Khalilzad pada Senin mengadakan babak ketujuh pembicaraan perdamaian dengan Taliban di Qatar, dengan tujuan untuk mengakhiri perang 18-tahun tersebut.
Baca juga: AS, Taliban lanjutkan pembicaraan perdamaian di Afghanistan
Pusat pembicaraan perdamaian ialah tuntutan Taliban bahwa pasukan asing pergi dan tuntutan AS bagi jaminan bahwa Afghanistan takkan digunakan sebagai landasan untuk penyerangan di tempat lain.
Amerika Serikat memasuki perang di Afghanistan sebagai reaksi atas serangan 11 September 2001, serangan terhadap New York dan Pentagon. Di Afghanistan, AS berupaya mengusir para petempur Taliban, yang menampung pemimpin Al Qaida kelahiran Arab Saudi Osama bin Laden, yang memimpin rencana untuk melancarkan serangan-serangan.
Sebanyak 2.400 prajurit AS tewas dalam konflik di Afghanistan.
Berita Terkait
Pemilu AS 2024, Joe Biden vs Donald Trump bagi dunia
Jumat, 15 Maret 2024 10:31
Trump unggul dari Biden pada survei Pemilu Presiden AS 2024
Minggu, 25 Februari 2024 8:58
China tak permasalahkan jika Trump kembali jadi Presiden Amerika Serikat
Kamis, 1 Februari 2024 5:47
Dunia harus bersiap bila Donald Trump menang Pilpres AS pada 2024
Selasa, 16 Januari 2024 9:32
Beijing meminta politisi AS berhenti jadikan China topik pembicaraan
Sabtu, 6 Januari 2024 9:25
Trump dan keluarganya tak laporkan hadiah dari pemerintah asing
Minggu, 19 Maret 2023 5:14
Akun FB dan IG Donald Trump segera dipulihkan
Kamis, 26 Januari 2023 7:48
Keluarga Donald Trump diperiksa pengadilan New York
Jumat, 18 Februari 2022 13:24