JK: Akhiri kebiasaan pindah parpol karena tidak puas

id Muspinas Kosgoro,Partai Golkar,Jusuf Kalla,JK

JK: Akhiri kebiasaan pindah parpol karena tidak puas

Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspinas) V Kosgoro di Hotel Kartika Chandra Jakarta, Rabu (31/7/2019). (Biro Pers Setwapres)

Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kebiasan berpindah-pindah partai poiltik karena tidak puas dengan kepengurusan partai tersebut harus diakhiri karena tidak mencerminkan sikap demokratis dalam suatu organisasi politik.

"Benar kata Airlangga (Hartarto), bahwa kita harus mengakhiri kebiasaan lama yang apabila tidak puas di Golkar maka bikin lagi partai yang lan di luar Golkar," kata JK ketika menghadiri Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspinas) V Kosgoro di Hotel Kartika Chandra Jakarta, Rabu.

Selaku politikus senior Partai Golkar, JK berpesan kepada juniornya bahwa dengan menjunjung sikap demokratis dalam suatu organisasi, maka soliditas partai akan terjaga hingga sampai pada tujuan partai tersebut.

"Hanya dengan cara demokratis, organisasi tidak akan pecah. Orang akan puas untuk menang apabila betul-betul suatu partai dijalankan secara demokratis. Intinya adalah bagaimana mengelola partai dengan demokratis," tegas mantan ketua umum Partai Golkar itu.

Apabila seluruh anggota Partai Golkar, sejak partai itu didirikan hingga kini, masih bersatu; lanjut JK, maka partai berlambang pohon beringin itu akan dapat mencapai hampir 40 persen suara di parlemen. Partai yang memiliki kekuatan demokrasi dan mempunyai jalan tengah dalam menyelesaikan setiap masalah menurut JK adalah partai yang menjadi harapan masyarakat.

"Kalau semua itu digabung kembali menjadi satu, saya kira Golkar akan mencapai hampir 40 persen suara di parlemen. Sehingga sebenarnya kecintaan orang kepada suatu partai nasional yang mempunyai jalan tengah yang baik adalah harapan masyarakat," katanya.

JK menambahkan apabila Partai Golkar tidak memiliki sistem demokrasi untuk mencapai tujuannya, maka partai tersebut akan sulit mencapai tujuan dengan cara yang demokratis juga.

"Begitu juga dengan Kosgoro sebetulnya, harus dicapai dengan demokrasi pula. Oleh karena itu maka proses yang berlangsung tentu sangat penting untuk kita capai," ujarnya.