Levandowski yang dinyatakan bersalah atas tuduhan itu dituntut 10 tahun penjara dan denda 250.000 dolar per pelanggaran, menurut jaksa federal yang mengumumkan dakwaan pidana, dilansir New York Times.
"Kita semua memiliki hak untuk pindah kerja, tapi tidak ada di antara kita yang berhak mendapat keuntungan setelah meninggalkan pekerjaan sebelumnya," ucap jaksa AS David Anderson, saat mengungkap 33 tuduhan pencurian dan percobaan pencurian rahasia dagang Levandowski.
"Pencurian bukan inovasi," kata jaksa.
Levandowski (39) adalah salah satu anggota pendiri Waymo -- proyek mobil otonom Google -- yang kini proyek itu menjadi unit di perusahaan induk Alphabet Google.
Levandowski yang mulai mengerjakan proyek itu pada 2009, menjadi pimpinan tim teknologi peraba optik cahaya (Light Detection and Ranging/LiDAR), namun mengundurkan diri tanpa pemberitahuan dari Google pada Januari 2016, menurut dakwaan itu.
Insinyur itu meninggalkan Google demi membangun startup sendiri bernama Otto, yang kemudian diakuisisi Uber.
Tuduhan pencurian muncul dalam kasus perdata saat Waymo menuduh Uber mencuri rahasia dagang. Kasus itu berakhir dengan penyelesaian antara kedua perusahaan tahun lalu. Levandowski dipecat Uber pada 2017 ketika kedua perusahaan bersiap untuk pergi ke pengadilan.
Waymo menuduh Uber berkongkalikong dengan Levandowski, menurut surat dakwaan itu, kemudian menyebut Levandowski telah mengunduh file yang mencakup skema papan sirkuit, instruksi untuk memasang dan menguji LiDAR, dan dokumen pelacakan internal.
Dokumen-dokumen menyatakan bahwa Levandowski mengunduh ribuan file sebelum meninggalkan Google termasuk "informasi rekayasa kritis" tentang perangkat keras dan instruksi untuk mengkalibrasi dan menyetel LiDAR.
Tesla, Waymo, Uber serta pabrikan mobil besar lainnya sedang bersaing dalam mengembangkan teknologi swakemudi yang diklaim akan menjadi tren mobilitas masa depan.