PLN NTB memanfaatkan limbah batu bara bangun infrastruktur desa wisata

id PLN NTB,Limbah Batu Bara,FABA

PLN NTB memanfaatkan limbah batu bara bangun infrastruktur desa wisata

Salah seorang pekerja membuat anak tangga dari bahan Fly Ash Bottom Ash (FABA) atau limbah padat hasil pembakaran batu bara pembangkit listrik tenaga uap di Desa Rangsot, Kabupaten Lombok Utara, NTB, (ANTARA/HO-PLN)

Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat mengoptimalkan pemanfaatan limbah padat hasil pembakaran batu bara pembangkit listrik tenaga uap menjadi bahan baku pembangunan infrastruktur desa wisata.

Senior Manager Keuangan, Komunikasi dan Umum PLN Unit Induk Wilayah NTB Refa Purwati, di Mataram, Minggu, mengatakan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Fly Ash Bottom Ash (FABA) dikategorikan sebagai limbah bukan bahan berbahaya dan beracun (B3) oleh pemerintah.

"PLN sendiri sudah bergerak untuk mengoptimalkan FABA di sektor pariwisata, di antaranya dalam pembangunan akses jalan Desa Wisata Rangsot, Lombok Utara yang merupakan salah satu penerima bantuan dari tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL)," katanya.

Ia menyebutkan dari dua unit pembangkit PLTU di NTB, yaitu PLTU Jeranjang dan PLTU Sumbawa Barat memiliki jumlah potensi pemanfaatan FABA mencapai 87 ton per hari atau sebanyak 2.600 ton per bulan.

Dengan potensi yang begitu besar diharapkan FABA dapat dimanfaatkan guna pembangunan infrastruktur yang terus menerus dan berkelanjutan sehingga mendatangkan kemaslahatan untuk masyarakat NTB

"Tentunya, pemanfaatan FABA diharapkan dapat berdampak pada peningkatan ekonomi warga. Selain itu, juga bisa digunakan di tempat lain dengan mengoptimalkan pokdarwis, bumdes dan lainnya yang telah bekerja sama dengan PLN," ujarnya.

Selain untuk sektor pariwisata di Desa Wisata Rangsot, kata dia, program TJSL PLN Unit Induk Wilayah NTB juga merencanakan pemanfaatan FABA untuk pengembangan industri kecil dan menengah dan juga pembangunan beberapa infrastruktur di NTB.

Salah satunya adalah untuk bahan pembangunan rumah pelatihan dan pemberdayaan difabel untuk kemandirian di Kelurahan Sayang-Sayang, Mataram.