Mataram (ANTARA) - Kalangan legislator Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, meminta partisipasi orang tuan untuk memastikan anak-anak selama bulan Ramadhan 1446 Hijriah/2025, tidak bermain perang sarung, kembang api, dan aktivitas berbahaya lainnya.
"Selain akan merugikan diri sendiri, itu juga bisa merugikan orang lain. Apalagi kalau disarung diisi batu," kata Anggota DPRD Kota Mataram Nyanyu Ernawati di Mataram, Senin.
Hal tersebut disampaikan menyikapi kondisi selama bulan Ramadhan, dimana anak-anak banyak yang melakukan berbagai aktivitas berbahaya seperti perang sarung, perang kembang api, lomba lari, panco, dan lainnya bahkan di atas pukul 22.00 Wita.
Dalam hal ini, katanya, peran orang tua sangat penting untuk memastikan anak-anak harus sudah berada di rumah sebelum pukul 22.00 Wita, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Jangan sampai anak-anak sedang berpuasa, tapi melakukan kegiatan kekerasan dengan main perang sarung tapi sarung diisi batu. Kalau kena kepala atau bagian lain bagaimana," katanya.
Baca juga: Orang tua di Mataram diminta bantu hentikan permainan pukul sarung
Begitu juga dengan perang petasan dan kembang api, katanya, dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, apalagi jika kembang api dinyalakan secara horisontal.
Terkait dengan itu, peran orang tua selama Ramadhan perlu ditingkatkan dan mendorong anak-anak untuk melakukan berbagai aktivitas positif untuk meningkatkan iman dan takwa.
"Salah satunya dengan tadarus bersama, pesantren kilat, serta kegiatan positif lainnya," katanya.
Baca juga: Ikhtiar memupus budaya perang sarung saat Ramadhan di Sukabumi
Di sisi lain, Nyanyu juga berharap pengawasan intensif dapat ditingkatkan oleh aparat pemerintah seperti Satpol PP Kota Mataram, terutama pada jam-jam rawan.
Untuk petasan dan perang kembang api biasanya paling rawan setelah salat subuh. Anak-anak biasanya beralasan iseng membunyikan petasan, akan tetapi iseng mereka itu bisa berdampak negatif bagi orang lain.
"Bisa saja orang yang mendengar atau melintas saat anak-anak bermain terkena dampaknya. Untuk itu mari kita jaga anak-anak agar tidak berbuat hal-hal negatif," katanya.
Baca juga: Petugas patroli cegah aksi tawuran di Bogor
Baca juga: Polresta Surakarta tangkap pemuda diduga "perang sarung"