Mataram (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Siti Rohmi Djalilah mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Lombok Barat yang selama ini konsisten terhadap pembangunan pendidikan dan kesehatan di daerah itu.
"Pencapaian Lombok Barat di sektor pendidikan dan kesehatan saat ini merupakan pencapaian yang luar biasa. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lobar (Lombok Barat) dari waktu ke waktu menunjukkan grafik yang signifikan. Dan berhasil menduduki peringkat empat pencapaian IPM dari 10 kabupaten dan kota di NTB," kata dia pada Puncak Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-64 Kabupaten Lombok Barat dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Senin.
Ia menjelaskan pembangunan kesehatan dan pendidikan ini tidak bisa terlihat hasilnya dalam waktu singkat, tidak seperti membalik telapak tangan.
Berbeda halnya dengan pembangunan infrastruktur, katanya, yang akan terlihat hasilnya signifikan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Pembangunan kesehatan dan pendidikan betul-betul butuh konsistensi.
Ia mengemukakan IPM di dalamnya terdapat tiga komponen penting, di antaranya pertumbuhan ekonomi, pendidikan termasuk indikatornya harapan dan rata-rata lama sekolah, dan komponen kesehatan menyangkut angka harapan hidup.
"Saya bisa mengerti kenapa IPM ini bisa meningkat karena memang poin harapan sekolah dan rata-rata lama sekolah dan harapan hidup diperhatikan dengan baik. Jadi berkaitan dengan IPM tentu berkaitan juga dengan apa yang saat ini dilakukan Lobar yakni Deklarasi 5 Pilar Sanitasi Total Berbasis masyarakat (STBM)," ucapnya.
"Lima pilar STBM ini kalau betul-betul kita perjuangkan artinya kita ingin mewujudkan kehidupan yang sehat di daerah kita," katanya.
Ia menambahkan NTB merupakan provinsi pertama di Indonesia yang pertama kali melaksanakan lima pilar STBM ini. Dan Kabupaten Sumbawa Barat merupakan kabupaten pertama yang melaksanakan hal tersebut. Dari 10 kabupaten dan kota di NTB yang paling cepat mengikuti lima pilar STBM ini setelah KSB (Kabupaten Sumbawa Barat), yakni Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Barat.
"Padahal kita mengetahui Kabupaten Lotim (Lombok Timur) dan Lobar memiliki jumlah penduduk yang cukup besar. Dan lima pilar STBM ini bukan hal yang mudah untuk kita capai, karena ini berbicara rumah tangga. Artinya kalau pelaksanaan sukses di lingkungan rumah tangga, maka menjadi sebuah kesuksesan di kabupaten tersebut. Ini kerja besar dan tidak main-main. Dan ini hanya bisa dicapai dengan koordinasi yang luar biasa dari semua pihak," kata Wagub Siti Rohmi Djalilah.
Oleh karena itu, katanya, dengan tingkat kesehatan masyarakat Lombok Barat yang semakin meningkat, angka harapan hidup bisa lebih lama, termasuk angka stunting di daerah itu yang semakin menurun.
Dengan adanya Open Defecation Free (ODF) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan ini akan semakin turun, termasuk di dalamnya angka kematian bayi, angka kematian ibu hamil juga turun sehingga angka harapan hidup dan IPM Lombok Barat juga akan naik.
Atas semua itu, Rektor Universitas Hamzanwadi Pancor Lombok Timur ini, mengungkapkan apresiasi kepada Pemkab Lombok Barat dan semua pihak yang membuat daerah itu semakin maju dalam bidang kesehatan.
Ia juga memberi apresiasi kenaikan kelas dua RSUD di Lombok Barat yakni RSUD Patut Patuh Patju yang semula kelas C menjadi kelas B. Begitu pula RSUD Air Awet Muda, Narmada yang naik kelas dari D ke C.
Ia menyebut untuk naik kelas sebuah RSUD tidaklah gampang. Namun daerah itu sudah membuktikannya.
"Terima kasih kepada Pemkab Lobar yang telah berusaha semaksimal mungkin sehingga parameter-parameter kesehatan ini naik cukup signifikan Artinya dengan predikat ini RSUD Lobar sudah siap melayani seluruh masyarakat secara mandiri. Apa yang bisa dipenuhi di Lobar bisa digunakan. Tidak perlu harus meminta rujukan ke RS provinsi. Dan kita di NTB tahun 2022 ini sudah mencanangkan untuk layanan-layanan 'One Service' itu di RSUP NTB. Artinya rujukan-rujukan ke luar daerah kita usahakan distop di 2022," katanya.
Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid mengatakan kebanggaan karena berdasarkan data BPS, wilayah itu menduduki peringkat pertama di NTB angka rata-rata lama sekolah yakni 12,3 tahun. Artinya seluruh masyarakat setempat mempunyai harapan lama sekolah yang meningkat.
"Kami punya komitmen agar IPM Lobar 2023 untuk meraih peringkat satu dari delapan kabupaten se-NTB dan nomor tiga dari kabupaten dan kota di NTB. Kebanggaan lainnya naiknya kelas RSUD Patut Patuh Patju dan RSUD Air Awet Muda, Narmada," katanya.