ANGKASA PURA I MULAI OPERASI BOYONG PERALATAN BIL

id

     Mataram, 27/9 (ANTARA) - Manajemen PT Angkasa Pura I mulai menggelar operasi boyong peralatan tertentu dari Bandara Selaparang Mataram ke Bandara Internasional Lombok yang berlokasi di Tanak Awu, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

     "Sebenarnya sudah sejak 26 September digelar operasi boyong sejumlah peralatan dari Bandara Selaparang ke BIL, dan akan berakhir 30 September," kata General Manager (GM) PT Angkasa Pura I Bandara Selaparang Mataram I Ketut Erdi Nuka, di Mataram, Selasa.

     Ia mengatakan, operasi boyong terakhir sejumlah peralatan ke Bandara Internasional Lombok (BIL) itu akan digelar setelah aktivitas Bandara Selaparang Mataram ditutup total pada 30 September 2011 pukul 18.00 Wita.

     Operasi boyong terakhir itu melibatkan peralatan dalam jumlah dan kekuatan besar sehingga membutuhkan pengamanan khusus dari bandara lama ke bandara baru dengan jarak tempuh sekitar 40 kilometer itu.

     Peralatan tersebut antara lain perangkat pemadam kebakaran dan peralatan lainnya yang masih bisa difungsikan untuk aktivitas kebandarudaraan.

     "Kami sudah minta pengamanan khusus, karena membutuhkan konsentrasi dan jaminan keamanan sampai di lokasi BIL," ujarnya.

     Direncanakan, mulai pukul 20.00 Wita, terjadi pergeseran peralatan dari Bandara Selaparang Mataram ke BIL, kemudian langsung diuji coba guna memastikan peralatan tersebut dapat berfungsi dengan baik.

     Pada 1 Oktober pukul 10.00 Wita, akan ada pendaratan perdana di landasan pacu BIL menggunakan pesawat Garuda yang datang dari Jakarta.

     "Pukul 10.45 Wita pesawat Garuda itu kembali bertolak ke Surabaya dan Jakarta. Setelah itu aktivitas penerbangan berlangsung seperti biasa ketika masih menggunakan Bandara Selaparang," ujarnya.

     Menurut Erdi, jadwal pengoperasian BIL tidak akan ditunda lagi karena berbagai persiapan yang bersifat mandatori atau wajib sudah rampung.

     Berbagai peralatan navigasi di bandara internasional itu sudah dinyatakan laik dan siap dioperasionalkan untuk aktivitas pendaratan dan lepas landas.

     Proses kalibrasi peralatan navigasi juga telah dilakukan Balai Kalibrasi Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, yang dilakukan secara paralel, yakni      selain kalibrasi peralatan navigasi, juga pengujian Instrument Flight Procedure (IFP) atau prosedur pendaratan dan lepas landas dan commisioning.

     "Kalau sertifikasi kebandarudaraan sedang dalam proses, tetapi yang jelas sebelum 1 Oktober sudah ada sertifikasi itu," ujarnya. (*)