PLN rampungkan proyek tegangan tinggi Lombok Rp1,7 triliun

id PT PLN,Nusa Tenggara,Pulau Lombok

PLN rampungkan proyek tegangan tinggi Lombok Rp1,7 triliun

Seorang pekerja berada di atas saluran udara tegangan tinggi yang dibangun oleh PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara, di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. (ANTARA/HO-PLN)

Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan (UIP) Nusa Tenggara telah merampungkan pembangunan looping sistem tegangan tinggi 150 kilo Volt (kV) Lombok, Nusa Tenggara Barat, dengan anggaran mencapai Rp1,7 triliun.

General Manager PLN UIP Nusa Tenggara Wahidin, di Mataram, Jumat, menjelaskan infrastruktur ketenagalistrikan tersebut adalah proyek strategis nasional yang merupakan agenda besar pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi listrik masyarakat.

"Dengan lingkaran (looping) jaringan tegangan tinggi, interkoneksi antar gardu induk maupun antar pembangkit yang terinterkoneksi akan meningkatkan keandalan pada sisi pelayanan pelanggan karena pembagian beban kelistrikan lebih stabil," katanya.

Ia mengatakan penyelesaian proyek strategis nasional tersebut ditandai dengan berhasilnya pemberian tegangan pertama pada sistem jalur transmisi saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 kV Switching - Tanjung, dan SUTT 150 kV Mataram Incomer beberapa waktu lalu.

Looping sistem tegangan tinggi 150 kV Lombok merupakan sistem transmisi yang memiliki tegangan operasional 150 kV yang terbentang mengitari Pulau Lombok melintasi lima kabupaten/kota di Pulau Lombok, yakni Kabupaten Lombok Barat, Kota Mataram, Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, dan Lombok Tengah.

Looping sistem tersebut, lanjut Wahidin, merupakan interkoneksi jaringan tegangan tinggi 150 kV sebagai penghubung pembangkit-pembangkit yang merupakan tulang punggung (backbone) penghasil tenaga listrik di sistem kelistrikan Pulau Lombok.

"Sistem dengan panjang 522 kilo meter sirkuit (kms) itu ditopang oleh 861 tapak tower dan jarak antar tapak tower rata-rata 300 meter, serta ditunjang oleh 12 gardu induk dengan total kapasitas sebesar 800 Mega Volt Ampere (MVA)," ujarnya.

Selama proses pembangunan, kata Wahidin, pihaknya menghadapi tantangan yang kompleks, karena PLN harus mampu merespons kebutuhan pelanggan dengan cepat, dan memprediksi kebutuhan beban untuk beberapa jangka waktu ke depan.

Pada saat pembangunan, PLN dihadapkan pada rintangan yang tidak ringan, seperti lokasi konstruksi yang melintasi bentang alam Pulau Lombok yang sangat menantang, akses tiap tapak tower yang melewati hutan, pegunungan, kontur kemiringan yang terjal. Tantangan lainnya adalah dari sisi sosial yang mengharuskan interaksi tim PLN dengan berbagai macam kultur masyarakat dan lokal jenius pada setiap wilayah.

Baca juga: Dukung green tourism, PLN hadirkan 27 SPKLU di lima destinasi wisata
Baca juga: PLN sukses menjaga keandalan listrik saat pertemuan G20 di Lombok


Namun, dengan sumber daya manusia yang andal ditambah penggunaan teknologi yang mumpuni, pengambilan keputusan yang cermat, dan tepat sesuai kondisi, pembangunan proyek tersebut dapat direalisasikan dengan aman.

"Sejalan dengan transformasi yang dilakukan PLN, baik dari sisi input energi, proses transmisi dan distribusi, serta pelayanan pelanggan, maka keandalan sistem pada sisi teknis, PLN dituntut memberikan pelayanan yang prima sehingga PLN menjadi pilihan nomor satu pelanggan untuk solusi energi," ucap Wahidin

Untuk diketahui, sistem kelistrikan Pulau Lombok memiliki daya mampu sebesar 284,32 MW dengan beban yang ditanggung sebesar 271,06 MW. Wahidin mengatakan dengan daya cadangan sebesar 13,26 MW, PLN siap menyambut investasi, dan pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat umum secara baik.