Kominfo Kota Mataram pasang CCTV di pasar tradisional

id cctv,pasar,mataram

Kominfo Kota Mataram pasang CCTV di pasar tradisional

Program Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Mataram berupa pemasangan CCTV (closed circuit television) di areal Pasar Kebon Roek Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (Foto: ANTARA/HO)

Mataram (ANTARA) - Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, memasang kamera tersembungi atau CCTV di pasar tradisional Kebon Roek yang berada di jalur objek wisata internasional Senggigi, Kabupaten Lombok Barat.

"Pasar Kebon Roek kami pilih menjadi lokasi uji coba pemasangan CCTV ini karena berada di jalan besar dan dilintasi masyarakat banyak, termasuk wisatawan asing," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Selasa.

Menurutnya, pemasangan CCTV di pasar tersebut dimaksudkan untuk memantau situasi di kawasan pasar, baik itu terkait lalu lintas, kebersihan, peluang-peluang tindakan kriminal dan lainnya.

Baca juga: Sampel pasien positif COVID-19 dinyatakan negatif Omicron

Dengan adanya CCTV, lanjutnya, memudahkan pengawasan yang dipantau langsung dari pusat komando, sehingga ketika ada hal-hal yang perlu ditindaklanjuti, maka diskominfo akan langsung berkoordinasi dengan dinas terkait.

"Misalkan kalau ada kemacetan lalu lintas, kami hubungi dinas perhubungan. Begitu juga kalau ada terjadi tumpukan sampah, maka kami koordinasikan dengan dinas lingkungan hidup (DLH)," katanya.

Baca juga: Bebas karantina wisatawan asing angin segar pelaku pariwisata

Dikatakan, program pemasangan CCTV di sejumlah pasar tradisional, terutama yang pasar-pasar besar, seperti Pasar Mandalika dan Cakranegara, serta ruang terbuka hijau (RTH) menjadi target program ke depan.

Pihaknya menargetkan semua pasar tradisional yang ada di jalan besar dan RTH terpasang CCTV, tapi karena keterbatasan anggaran, maka akan pasang secara bertahap. "Untuk satu titik CCTV membutuhkan anggaran untuk belanja per bulan Rp500 ribu, sedangkan alatnya Rp10juta sampai Rp15 juta," katanya.