INVESTOR JEPANG RENCANAKAN BERAGAM INVESTASI DI NTB

id

     Mataram, 27/12 (ANTARA) - Investor asal Jepang merencanakan beragam investasi bidang perkebunan, peternakan dan industri pengolahan, di Pulau Lombok dan Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

     "Selain jarak kepyar untuk menghasilkan minyak castrol dan biomassa, investor jepang itu juga akan mengembangkan rumah pemotongan hewan, dan industri pengolahan mangga," kata Kepala Badan Penanaman Modal (BPM) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Bayu Windia, di Mataram, Selasa.

     Ia mengatakan, investor asal Provinsi Akita, Jepang, sudah mengawali investasi jarak kepyar (Ricinnus Communis L) di Pulau Sumbawa dan Lombok, sejak 2009, melalui perusahaan PT Bio Greenland, yang berkantor pusat di Jakarta Selatan.

     PT Bio Greenland milik S Yamane itu, juga telah membangun pabrik pengolahan biji jarak Kepyar di Desa Samabuik, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, sejak 2009, namun "grand opening" pabrik pada 17 Juli 2010 dan mulai beroperasi pada Agustus dan memproduksi sekitar 40 ton biji jarak Kepyar.  Produksi 2011 sebanyak 300 ton.

     Pabrik pengolahan biji jarak Kepyar itu mampu memproduksi 10.000 hingga 12.000 ton dalam setahun.

     Namun, hingga kini baru mencapai 300 ton sehingga mengharapkan dukungan pemerintah daerah dan petani untuk mengembangkan demplot, dan jalinan kerjasama dengan petani.

     Biji jarak Kepyar itu diolah untuk menghasilkan minyak castrol, sementara kulit, batang dan ampasnya akan diolah untuk menghasilkan biomassa.

     Investor Jepang itu bersedia menampung biji jarak Kepyar dari petani binaan perusahaan investasi lainnya, sesuai harga yang disepakati.

     PT Bio Greenland membeli biji jarak Kepyar dengan harga yang semakin meningkat, yakni Rp1.500/kilogram di 2010 menjadi Rp2.500/kilogram di 2011 dan diupayakan mencapai Rp3.000/kilogram di 2012.

     Sejauh ini, PT Bio Greenland sudah mengembangkan jarak Kepyar pada areal seluas 3.000 hektare untuk perkebunan plasma dan 100 hektare untuk perkebunan inti. Sampai 2012 ditargetkan penambahan areal perkebunan inti menjadi 1.000 hektare.

     Khusus untuk produk biomassa, manajemen PT Bio Greenland tengah menjalin kerja sama dengan investor lainnya agar dapat mengembangankannya dalam skala besar.

     Diharapkan bahan baku biomassa bukan hanya bersumber dari kulit, batang, ampas jarak Kepyar, tetapi juga dari tongkol jagung, sekam padi, tempurung kelapa.

     "Sekarang, PT Bio Greenland hendak mengelola rumah pemotongan hewan di Banyumulek, Lombok Barat, dan industri pengolahan jus mangga. Produksi mangga di Pulau Lombok mencapai 70 ribu ton setiap tahun," ujar Bayu. (*)