NTB KLAIM POPULASI SAPI MENCAPAI 784.019 EKOR

id

     Mataram, 23/2 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mengklaim populasi sapi sampai akhir 2011 telah mencapai 784.019 ekor, atau bertambah sebanyak 237.905 ekor semenjak program Bumi Sejuta Sapi diluncurkan pada 17 Desember 2008.

     "Populasi sapi sampai akhir 2011 tercatat sebanyak 784.019 ekor. Target populasi 2011 sebanyak 780.727 ekor sehingga melampaui target," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Syamsul H Dilaga, di Mataram, Kamis.

     Program Bumi Sejuta Sapi (BSS) diluncurkan Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, saat HUT ke-50 Pemerintah Provinsi NTB, 17 Desember 2008, diawali dengan populasi ternak sapi sebanyak 546.114 ekor dengan tingkat produksi 7,6 persen pertahun.

     Dilaga mengatakan, data populasi ternak itu merupakan hasil kompilasi data dari pemerintah kabupaten/kota di 10 daerah otonom di wilayah NTB.

     Pihak yang mendata populasi ternak di tingkat desa yakni para mantri hewan yang diteruskan kepada petugas kecamatan hingga sampai ke tingkat kabupaten.

     "Dari data kabupaten itu kemudian kami kompilasi sehingga menghasilkan angka 784.019 ekor itu, sampai posisi akhir 2011. Data itu kami dapat pada Januari 2012," ujarnya.

     Dilaga mengakui, data itu jauh lebih banyak dari data hasil sensus sapi potong, sapi perah dan kerbau, yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, sejak 1-30 Juni 2011.

     Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau (PSPK) 2011 itu merupakan program kolaborasi Direktorat Jenderal (Ditjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) bekerjasama dengan BPS.

     Hasil sensus BPS itu menyebutkan populasi sapi dan kerbau di wilayah NTB sebanyak 695.951 ekor.

     Dengan demikian, terjadi penambahan sebanyak 88.068 ekor sapi hanya dalam tempo enam bulan (Juli-Desember 2011), mengingat data populasi sapi versi BPS NTB itu hanya sampai 31 Juni 2011.       

     "Kalau sensus BPS hanya sampai Juni, data kami sampai akhir Desember 2011," ujar Dilaga yang duduk berdampingan dengan Kabag Humas dan Protokoler Setda NTB H Lalu Moh Faozal, dan Asisten Deputi Iptek Industri Kecil Menengah Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) Santosa Yudo Warsono, dalam acara penyampaian program pengembangan sapi di NTB.

      Program BSS dengan target populasi sejuta ekor sapi di akhir 2013 itu, merupakan program percepatan yang diawali dari program reguler sebagai pembanding dengan indikasi dan asumsi populasi sapi pada tahun 2008 sebanyak 546.114 ekor, dengan jumlah induk sebanyak 37,36 persen dari populasi.

     Angka kelahiran mencapai 66,7 persen dari jumlah induk sapi, dan angka kematian anak sapi mencapai 20 persen dari jumlah ternak sapi yang lahir.

     Jumlah pedet sebanyak 101.239 ekor, jumlah pemotongan betina produktif dan pemotongan tidak tercatat sebesar 20 persen dari pemotongan tercatat.

     Jumlah pemotongan dalam daerah sebesar 41.575 ekor dan jumlah sapi bibit dan sapi potong yang dikeluarkan dari wilayah NTB tercatat sebanyak 28.500 ekor.

     Dengan penerapan program NTB-BSS, diharapkan terjadi peningkatan jumlah induk sapi sebesar 38-42 persen dari populasi, peningkatan kelahiran pedet sebesar 75-85 persen dari jumlah induk.

     Penurunan angka kematian pedet sebanyak 18-10 persen dari jumlah sapi yang lahir, penurunan pemotongan sapi betina produktif hingga 15-8 persen dari jumlah pemotongan tercatat dan pertumbuhan populasi sapi sebesar 10-15 persen per tahun.

     Salah satu indikator keberhasilan program BSS itu yakni jumlah kelahiran sapi/pedet setiap tahunnya yakni satu induk satu anak setiap tahun. (*)