KOREM WIRA BHAKTI TINGKATKAN PENGAWASAN IMIGRAN GELAP

id

     Mataram, 29/8 (ANTARA) - Korem 162/Wira Bhakti meningkatkan pengawasan imigran gelap yang menempuh berbagai cara untuk memasuki wilayah teritorial Nusa Tenggara Barat (NTB) kemudian menyeberang ke Australia.

     "Kami perketat pengawasannya karena ternyata imigran gelap tidak hanya masuk melalui perairan secara ilegal tetapi juga menggunakan bus melalui jalur resmi," kata Komandan Korem (Danrem) 162/Wira Bhakti Kolonel Inf Zulfardi Junin, di Mataram, Rabu, sesaat setelah menyerahkan 71 orang imigran gelap asal Afganistan dan Irak ke pihak imigrasi.

     Sebanyak 71 orang imigran gelap dicegat dan diamankan ketika mereka menumpangi dua bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) Dunia Mas, di ruas jalan tak jauh dari Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, pada Rabu (29/8) pukul 01.15 Wita.

     Puluhan imigran gelap yang semuanya merupakan laki-laki dewasa itu datang dari Surabaya dan Banyuwangi, Jawa Timur, melintasi Pelabuhan Penyeberangan Ketapang hingga melintasi Pulau Bali kemudian pelabuhan penyeberangan Padangbai dan Pelabuhan Lembar. 

     Kedua bus itu dicegat beberapa saat setelah keluar dari Pelabuhan Lembar hendak menuju Pelabuhan Penyeberangan Kayangan dan Poto Tano hingga tiba di Pulau Sumbawa.

     Direncanakan setelah tiba di Pulau Sumbawa, para imigran itu akan menggunakan kapal motor nelayan untuk menyeberang ke Australia.

     Salah seorang imigran gelap sempat melarikan diri saat kedua bus itu dicegat aparat Korem Wira Bhakti.

     Zulfardi mengatakan, adanya imigran gelap yang memasuki wilayah NTB melalui pelabuhan penyeberangan itu mengindikasikan semakin maraknya aksi penyusupan imigran gelap ke wilayah teritorial NTB.

     Beberapa waktu lalu TNI dari jajaran Korem Wira Bhakti mengamakan puluhan imigran yang masuk ke wilayah NTB melalui perairan di Pulau Rakit, di Sumbawa, dan perairan Lombok Timur.

     "Ini berarti mereka (imgran gelap) berupaya melalui jalur resmi yakni lintasan penyeberangan, atau melalui jalur lain. Ini harus disikapi dan perlu dievaluasi lagi pola pengawasan yang selama ini diterapkan," ujarnya.

     Menurut dia, instansi terkait agar bersama-sama mengawasi aksi penyusupan imigran gelap itu sekaligus memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam pengawasan yang diterapkan selama ini.

     Dengan demikian, pengawasan imigran gelap bukan hanya dilakukan oleh aparat kepolisian dan petugas imigrasi saja, melainkan keterpaduan dengan satuan TNI dan aparat pemerintah lainnya.

     "Kami terlibat aktif karena tentunya semua barang/orang asing yang masuk wilayah kita, patut diwaspadai, termasuk imigran gelap yang masuk tanpa dokumen. Tentunya, ada kerawanan integritas bangsa di sana," ujarnya. (*)