Sulsel kantongi 64 Warisan Budaya Tak Benda

id Diskominfo Sulsel, warisan budaya tak benda, warisan Sulsel

Sulsel kantongi 64 Warisan Budaya Tak Benda

Plt Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (Diskominfo) Sulsel Sukarniaty Kondolele pada seminar di Inacraft 2023 di JCC, Kamis (2/03/2023). ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulsel

Makassar (ANTARA) - Plt Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (Diskominfo) Sulsel Sukarniaty Kondolele menyebut Provinsi Sulawesi Selatan memiliki 64 karya budaya yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.

“Sulawesi Selatan begitu kaya dengan potensi budaya, termasuk dengan karya budaya yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Sejumlah kekayaan potensi budaya menjadi modal besar bagi kami untuk mengembangkan WBTB,” ungkapnya melalui keterangannya di Makassar, Kamis (2/3).

Sukarniaty menjadi salah satu narasumber Seminar Inacraft 2023 di JCC, Jakarta dengan mengusung tema “Ragam Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dan Indikasi Geografis Indonesia”.

Dua karya budaya dari Sulsel telah berhasil mendapatkan sertifikat UNESCO, yaitu Naskah La Galigo sebagai Memory of The World (MOW) Tahun 2021, dan Pinisi sebagai The Art of Boatbuilding in South Sulawesi : Representatif list of The Intangible Cultural Heritage of Humanity tahun 2017. “Naskah budaya La Galigo telah diakui UNESCO, bahkan lebih panjang dari pada naskah Mahabharata, yang sebelumnya sebagai naskah terpanjang di dunia,” ujarnya.

Pemprov Sulsel mengapresiasi program Kemendikbud yang mengarahkan setiap provinsi mengajukan karya budayanya untuk ditetapkan sebagai WBTB Indonesia. Pada tahun 2023, Pemprov Sulsel telah melakukan pengusulan karya budaya untuk ditetapkan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB), di antaranya Pesta adat Jene’-Jene’ Sappara, Gantala Jarang, Tari Bondesa, Tammu Taung Pulau Pajenekang, Tari Pajaga Sando Batu, Tenun Toraja, Bahasa Wotu, A’rera, Mattojang Paccekke, Genrang Labobo, Bosara, dan Nasu Palekko.

Pemprov Sulsel, kata dia, terus berkomitmen dalam mempertahankan dalam menjaga WBTB. Termasuk dalam menghadirkan kebijakan penggunaan bahasa daerah dalam satuan pendidikan. “Bapak Gubernur telah mempresentasikan local language di hadapan UNESCO. Pemprov juga telah meng-cover di dalam kurikulum (pendidikan) berkaitan dengan pemberdayaan penggunaan local language,” ujar Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Sulsel ini.

Baca juga: Melestarikan musik Sasando sebagai warisan budaya unik NTT
Baca juga: Reog Ponorogo Warisan Budaya Tak Benda UNESCO 2023


Di samping itu, kebijakan Gubernur Sulsel lainnya untuk mendorong WBTB dapat bernilai ekonomis bagi masyarakat adalah dengan mendaftarkan Indikasi Geografis dan memberikan sertifikasi gratis secara berkesinambungan terhadap produk-produk WBTB tersebut sehingga memiliki nilai tambah dan nilai jual yang lebih baik.

“Kita memiliki kekayaan budaya, termasuk kerajinan. Olehnya itu, kita mengusung sub tema dalam Inacraft ini yakni ‘The Authentic South Sulawesi’. Bagaimana kita memperkenalkan kebudayaan Sulawesi Selatan dalam pameran ini,” kata dia menjelaskan.

Pemprov Sulsel mengapresiasi ASHEPI yang menjadikan Sulsel sebagai ikon Inacraft 2023. Selain Diskominfo Sulsel, sejumlah narasumber hadir dalam seminar ini, di antaranya Plt Dirjen Kekayaan Intelektual KemenkumHAM RI, Ir. Razilu, M.Si., C.G.A.E.; ketua Umum ASHEPI, Dr. H. Muchsin Ridjan, SE, MM.; dan sejumlah narasumber lainnya.