Cara mengurangi risiko penyakit Kawasaki pada anak

id penyakit kawasaki pada anak,imunisasi lengkap kurangi risiko penyakit kawasaki,penyakit kawasaki,imunisasi,gejala penyakit kawasaki pada anak,kawasaki

Cara mengurangi risiko penyakit Kawasaki pada anak

Ilustrasi anak sakit. (ANTARA/Pexels/Cottonbro Studio)

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Pusat Jantung Nasional Harapan Kita dr. Aditya Agita Sembiring, Sp.JP menyarankan orang tua untuk memastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap sesuai jadwal yang direkomendasikan sebagai langkah pencegahan dan membantu mengurangi risiko penyakit Kawasaki.

“Memastikan anak-anak mendapatkan imunisasi lengkap sesuai dengan jadwal yang direkomendasikan oleh otoritas kesehatan. Imunisasi rutin, seperti vaksin MMR (measles, mumps, rubella), dapat membantu melindungi terhadap infeksi yang dapat memicu penyakit Kawasaki,” ucap Aditya melalui pesan singkat yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.

Imunisasi yang lengkap juga dapat mengurangi komplikasi yang lebih serius terhadap penyakit Kawasaki, yang rata-rata menyerang anak-anak. Selain imunisasi, menghindari paparan infeksi seperti praktik mencuci tangan, menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari kontak dengan individu yang sedang sakit juga bisa jadi langkah pencegahan infeksi yang direkomendasikan.

Penyakit Kawasaki, yang juga dikenal sebagai sindrom Kawasaki, adalah penyakit peradangan yang mempengaruhi pembuluh darah kecil pada tubuh, terutama pada anak-anak usia di bawah lima tahun. Penyakit itu pertama kali diidentifikasi oleh seorang dokter Jepang bernama Tomisaku Kawasaki pada tahun 1967 dan sejak itu dinamai sesuai dengan namanya.

Gejala yang dialami anak yang terinfeksi penyakit Kawasaki dapat bervariasi, namun, gejala umum yang biasanya terjadi meliputi demam yang berlangsung lebih dari lima hari dan tidak merespon obat penurun demam, ruam pada kulit seperti campak atau rubella, pembengkakan kelenjar getah bening, bibir merah dan pecah-pecah, lidah merah dan bengkak atau sering disebut “lidah strawberry”, persendian di area tangan dan kaki bengkak serta mata merah.

Penyakit Kawasaki juga dapat memunculkan gejala seperti nyeri sendi, nyeri perut, diare, muntah, kelelahan dan penurunan nafsu makan.

“Jika Anda melihat gejala yang mencurigakan pada anak, segera berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi dan pengobatan yang tepat. Pengobatan yang diberikan secara dini dapat membantu mengurangi risiko komplikasi yang serius,” ucap Aditya.

Dokter subspesialis kardiologi pediatrik dan penyakit jantung bawaan itu mengatakan penyakit Kawasaki berbeda dengan penyakit jantung yang biasa menyerang orang dewasa, yang disebut penyakit jantung coroner (PJK). Apabila penyakit Kawasaki tidak diobati dengan baik dapat menyebabkan komplikasi pelebaran pembuluh darah arteri koroner yang berpotensi menyebabkan penumpukan bekuan darah di pembuluh darah koroner hingga pada akhirnya menyumbat total pembuluh darah koroner.

Gejala yang ditimbulkan akan menyerupai gejala serangan jantung pada pasien dewasa, yaitu nyeri dada seperti ditimpa benda berat dan bila tidak cepat ditolong dapat berakibat fatal.