Mataram (ANTARA) - Penyidik Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Barat kembali menetapkan tersangka tambahan dalam kasus dugaan korupsi tambang pasir besi PT Anugrah Mitra Graha (AMG).
"Tersangka baru ini inisial S (54) yang masih aktif berstatus ASN pada Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Labuhan Lombok," kata Juru Bicara Kejati NTB Efrien Saputera di Mataram, Selasa.
Dia mengatakan bahwa penyidik menetapkan S sebagai tersangka berdasarkan hasil gelar perkara. Penyidik menemukan indikasi perbuatan melawan hukum yang mengarah pada keterlibatan S dalam kasus korupsi tambang pasir besi PT AMG.
Tindak lanjut dari penetapan S sebagai tersangka tambahan, Efrien mengatakan bahwa penyidik melakukan penahanan terhadap S di Lapas Kelas II A Lombok Barat. "Penahanan terhadap yang bersangkutan dititipkan di Lapas Kelas II A Lombok Barat terhitung mulai hari ini," ujarnya.
Dia mengatakan bahwa sebelum melakukan penahanan, penyidik memeriksa S sebagai tersangka. Pemeriksaan berlangsung selama 6 jam hingga pukul 17.15 Wita. "Iya, jadi selesai pemeriksaan langsung ditahan," ucap dia.
Dengan adanya penetapan S ini membuat jumlah tersangka menjadi tujuh orang. Sebelumnya, ada enam tersangka yang ditetapkan secara berkala. Enam tersangka tersebut terungkap berinisial MH, yang merupakan mantan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) NTB, SM (mantan Kepala Bidang Mineral dan Batubara Dinas ESDM NTB yang kini masih aktif sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja Dompu, dan SI (Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Labuhan Lombok).
Kemudian, tiga tersangka lain Kepala Cabang PT AMG Kabupaten Lombok Timur berinisial RA, Direktur PT AMG berinisial PSW dan mantan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) NTB berinisial ZA.
Sebagai tersangka, penyidik menerapkan sangkaan pidana serupa, yakni Pasal 2 ayat (1) dan/atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
PT AMG yang berkantor pusat di Jakarta Utara itu terungkap mengantongi legalitas izin penambangan pasir besi di Blok Dedalpak dengan luas lahan 1.348 hektare. Izin tersebut berlaku selama 15 tahun terhitung sejak 2011 hingga 2026.
Izin terbit berdasarkan Surat Keputusan Bupati Lombok Timur Nomor: 2821/503/PPT.II/2011 tentang Persetujuan Peningkatan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi menjadi IUP Operasi Produksi Bahan Galian Pasir Besi dan Mineral Pengikut di Blok Dedalpak yang masuk dalam Kecamatan Pringgabaya dan Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur.
Berita Terkait
Hukuman tiga mantan pejabat Dinas ESDM NTB diperberat
Jumat, 26 April 2024 12:50
Mantan Kabid Minerba ESDM NTB didakwa pasal berlapis
Kamis, 18 April 2024 16:36
Komisi Yudisial pantau perilaku hakim sidangkan perkara tambang pasir besi AMG
Rabu, 6 Maret 2024 16:13
Hakim banding ubah pidana uang pengganti Kacab AMG menjadi Rp18,7 miliar
Selasa, 5 Maret 2024 16:59
Hakim putuskan Dirut AMG jadi tahanan kota
Selasa, 5 Maret 2024 16:50
Tersangka kedelapan kasus korupsi tambang AMG segera disidang
Selasa, 20 Februari 2024 3:56
Mantan Kadis ESDM NTB divonis 5 tahun penjara kasus korupsi tambang AMG
Rabu, 14 Februari 2024 5:25
Kadis ESDM NTB dituntut 12 tahun penjara soal korupsi tambang AMG
Senin, 15 Januari 2024 17:35