Akademisi NTB sebut keluarga berperan penting dalam pencegahan stunting

id Stunting,Lombok timur lakukan strategi atasi stunting, Lombok timur

Akademisi NTB sebut keluarga berperan penting dalam pencegahan stunting

Upaya gerakan masyarakat di Lombok Timur melakukan pencegahan stunting (FOTO ANTARA/ HO-Ist))

Mataram (ANTARA) - Dosen Universitas Hamzanwadi Pancor Lombok Timur Ustadz Muhammad Wirajaya LC MSos mengatakan keluarga memiliki peran penting untuk pencegahan dan penanganan stunting.

“Pengasuhan seorang anak bukan hanya dibebankan kepada ibu, tapi mengasih dan mendidik seorang anak itu tanggung jawab kita bersama baik bapak maupun ibu, karna di dalam hadits mengatakan bahwa ‘al walidu madrasatul ula lil aulad’ yang namanya orangtua menjadi madrasah sekolah utama bagi anak kita,” kata Wira dalam keterangan tertulis, Rabu.

Oleh karena itu, lanjut dia, kerja sama antar orang tua sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Duta Action Against Stunting Hub (AASH) Indonesia, dr Raania Amaani, mengingatkan orang tua jika ada anak yang pendek berarti sudah lama mengalami masalah kekurangan gizi.

“Itulah mengapa kita perhatian sekali dengan yang namanya stunting, sehingga bapak dan ibu harus bekerja sama melawan stunting,” kata Raania.

Peran aktif ayah dalam pengasuhan anak dapat membantu memastikan anak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan menciptakan lingkungan yang sehat bagi anak.  
 “Bapak dan ibu harus memiliki pemahaman yang sama bahwa mendidik anak, merawat anak, dan memberikan nutrisi yang baik itu adalah tugas bersama, jangan uang dipakai untuk beli rokok, karena harga rokok bisa dapat telur banyak untuk nutrisi anak” ucap Raania.

Selain itu, paparan asap rokok pada ibu hamil juga bisa meningkatkan resiko stunting. Hasil studi AASH menunjukkan satu dari dua ibu hamil di Lombok Timur mengalami stress.

Ketua Tim Edukasi dan Shared Value AASH Indonesia, Dr Rita Anggorowati, mengatakan dukungan suami sangat berperan dalam mencegah stres pada ibu. “Oleh karena itu, sosialisasi terkait peran ayah dalam pengasuhan anak juga perlu dilakukan.  Dengan dukungan dan keterlibatan ayah, keluarga dapat bekerja sama untuk memberikan lingkungan yang sehat dan penuh kasih sayang bagi anak-anak,” kata Rita.
 
Dalam acara ini juga terdapat booth pemeriksaan status gizi, booth stimulasi tumbuh kembang anak, dan konsultasi kesehatan, dengan dukungan dosen dan mahasiswa Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yakni Dr Umi Fahmida dan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram yakni dr Deasy Irawati, PhD.
 
Para orang tua yang datang bersama anak mereka dapat memeriksakan status gizi mereka dan berkonsultasi terkait gizi dan kesehatan. Di booth stimulasi para orang tua dapat berkonsultasi terkait pola asuh yang baik untuk mendukung tumbuh kembang anak.
 
Sebelumnya, dalam rangka memperingati Action Against Stunting Day 2023, tim AASH Indonesia mengadakan acara senam pagi berkoordinasi dengan Ikatan Olahraga Senam Kreasi Indonesia (IOSKI) dan Talkshow di Taman Rinjani Kota Selong yang mengangkat tema “Perjuangan Keluarga Melawan Stunting”. Acara ini juga untuk mendukung program Early Childhood Care Nutrition Education (ECCNE)/Anakku Sehat dan Cerdas yang merupakan kerja sama SEAMEO RECFON dengan Pemerintah Daerah  Lombok Timur sejak tahun 2020.

Country Lead Action Against Stunting Hub , Dr Umi Fahmida, mengingatkan masyarakat untuk menguatkan potensi keluarga untuk pencegahan stunting. “Melalui acara ini, diharapkan semakin kuat kesadaran tentang pentingnya mencegah stunting oleh berbagai pihak, mulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga, pemerintah daerah sebagai pengampu program dan kebijakan, serta akademisi”, kata Umi
 
Sekretaris Daerah Lombok Timur, H M Juaini Taofik, mengingatkan pentingnya peran ayah dalam pencegahan stunting. “Kita tidak usah malu kalau ada seorang ayah yang menggendong anaknya atau melaksanakan pekerjaan rumah tangga, karena itu juga caranya untuk mencegah stunting. Bisa jadi stunting itu terjadi karena ibu bekerjanya terlalu berat sehingga asupan gizi untuk anaknya kurang diperhatikan, lebih-lebih saat istri sedang menyusui itu harus dijaga betul, bahkan sejak mengandung,” kata Juaini.

Baca juga: Pemkab Lombok Timur mengevaluasi penanganan kasus stunting
Baca juga: DWP Kota Mataram melanjutkan program pendampingan balita stunting


Juaini berharap melalui studi AASH ini akan semakin banyak masyarakat yang mengenal langkah-langkah untuk mencegah stunting dan menerapkannya dalam keseharian masyarakat.