Dinkes Mataram segera rilis data akhir kasus stunting 2024

id Dinas Kesehatan,Kota Mataram,stunting,stunting mataram,stunting mataram 2025

Dinkes Mataram segera rilis data akhir kasus stunting 2024

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Emirald Isfihan. ANTARA/Nirkomala

Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, segera merilis data terakhir kasus stunting atau tengkes untuk mengetahui sejauh mana efektivitas program percepatan penanganan stunting yang telah dilaksanakan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Emirald Isfihan di Mataram, Senin, mengatakan data terbaru kasus stunting Mataram ditargetkan dirilis di atas tanggal 20 Desember 2024.

"Kalau untuk saat ini, kami belum bisa memastikan apakah akan ada penurunan kasus atau tidak. Tapi kami optimistis, kasus stunting di Mataram bisa turun," katanya.

Menurutnya, dalam perencanaan percepatan penurunan kasus stunting di Kota Mataram, Dinkes Kota Mataram memasang target terhadap sisa kasus stunting di akhir tahun 2024 sebesar 5 persen.

Baca juga: Dinkes Mataram pertahankan data riil kasus stunting sebanyak 7,9 persen

Sementara saat ini kasus stunting di Kota Mataram tercatat sebesar 7,6 persen atau sekitar 1.900 balita sesuai dengan data riil dari e-PPGBM (elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat).

"Untuk kasus stunting, kami data e-PPGBM karena dapat kami pertanggungjawabkan 'by name by address'," katanya.

Saat ini proses evaluasi dan pemasukan data balita sesuai dengan hasil layanan posyandu masih sedang berlangsung, dan biasanya di atas tanggal 20 Desember, posyandu akan tutup data layanan.

Data layanan dari posyandu itu sangat mempengaruhi hasil apakah akan ada penurunan kasus atau tidak.

"Angka pastinya kita lihat di akhir tahun dan semoga terjadi penurunan sesuai yang kami targetkan," katanya.

Baca juga: Dinkes Mataram siap kerja ekstra turunkan stunting di bawah 5 persen pada 2024

Untuk mencapai target di bawah 5 persen kasus stunting, kata Emirlad, langkah yang terus dilakukan adalah menjaga agar tidak ada kasus baru.

Untuk memantau tidak ada kasus baru stunting, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB), melalui upaya pencegahan stunting dari hulu yakni edukasi remaja terutama remaja putri.

Misalnya, memberikan edukasi bagaimana remaja putri ini bisa mengkonsumsi makanan bergizi, menerapkan pola hidup sehat sehingga mampu menciptakan keluarga berkualitas yang akan melahirkan keturunan sehat dan berkualitas.

"Sementara kami, melakukan berbagai inovasi percepatan penanganan kasus stunting yang sudah ada melalui puskesmas dan posyandu," katanya.

Baca juga: Dinkes Mataram buka rekening donasi intervensi stunting

Selain itu, melaksanakan program inovasi yang baru yakni orang tua asuh untuk intervensi kasus stunting, sebagai salah satu bentuk partisipasi masyarakat terhadap percepatan penanganan stunting di kota itu.

"Program donasi orang tua asuh ini terbuka secara umum baik oleh institusi pemerintah, lembaga swasta, maupun per orang," katanya.

Selain itu, kata Emirald, program pemberian makanan tambahan dari pemerintah pusat masih tetap berjalan, sambil dilakukan pendampingan kepada ibu hamil guna mencegah kasus baru.

Baca juga: DP2KB bentuk 50 kampung KB wadah turunkan stunting di Mataram
Baca juga: Satu kelurahan di Mataram bebas kasus stunting
Baca juga: Kasus stunting di Mataram ditarget bisa capai di bawah 5 persen