Dinkes Mataram siap kerja ekstra turunkan stunting di bawah 5 persen pada 2024

id Dinas Kesehatan,Kota Mataram,stunting

Dinkes Mataram siap kerja ekstra turunkan stunting di bawah 5 persen pada 2024

Ilustrasi: pengukuran tinggi balita di salah satu kantor lurah di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, (NTB) menyatakan siap bekerja ekstra untuk menurunkan kasus stunting di kota itu hingga di bawah lima persen pada akhir tahun 2024.

"Target penurunan stunting di bawah lima persen pada akhir tahun ini, mengharuskan kami kerja ekstra agar target itu bisa tercapai," kata Kepala Dinkes Kota Mataram Emirlad Isfihan di Mataram, Senin.

Data Dinkes Kota Mataram mencatat kasus stunting di Kota Mataram saat ini sekitar 1.900 balita atau 7,9 persen yang tersebar di enam kecamatan se-Kota Mataram.

Baca juga: Dinkes Mataram buka rekening donasi intervensi stunting

Untuk mencapai target di bawah lima persen kasus stunting, lanjut Emirlad, langkah yang perlu dilakukan adalah menjaga agar tidak ada kasus baru.

Untuk memantau tidak ada kasus baru stunting, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB), melalui upaya pencegahan stunting dari hulu yakni edukasi remaja, terutama remaja putri. Misalnya, memberikan edukasi bagaimana remaja putri ini bisa mengkonsumsi makanan bergizi, menerapkan pola hidup sehat sehingga mampu menciptakan keluarga berkualitas.

"Sementara kami melakukan berbagai inovasi percepatan penanganan kasus stunting yang sudah ada," katanya.

Salah satu program inovasi yang bau dilakukan Dinkes berupa program orang tua asuh untuk intervensi kasus stunting, sebagai salah satu bentuk partisipasi masyarakat. "Program donasi orang tua asuh ini terbuka secara umum baik oleh institusi pemerintah, lembaga swasta, maupun per orangan," katanya.

Program orang tua asuh yang sedang dilaksanakan saat ini dari Bank NTB Syariah berupa pemberian makanan bergizi terhadap 50 anak stunting di Kelurahan Jempong, Sekarbela, Mataram.

Baca juga: DP2KB bentuk 50 kampung KB wadah turunkan stunting di Mataram

Melalui program itu, 50 anak stunting tersebut akan diberikan makanan setiap hari selama 90 hari atau tiga bulan dengan jatah per bulan Rp500 ribu, sehingga satu anak mendapatkan Rp1,5 juta untuk makanan.

"Intervensi yang dilakukan itu, tidak dalam bentuk uang melainkan dalam bentuk makanan dan kudapan setiap hari," katanya.

Untuk melaksanakan kegiatan itu, pihaknya bekerja sama dengan puskesmas dan kader di Kelurahan Jempong, yang akan memasak dan membagikan makanan kepada 50 anak stunting.

Menu-menu makanan yang diberikan sesuai dengan rekomendasi dari puskesmas yang sudah dikonsultasikan dengan tim di Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Kota Mataram.

"Setiap bulan kami akan melakukan penimbangan dan evaluasi sejauh mana efektifitas program orang tua asuh tersebut," katanya.

Baca juga: Satu kelurahan di Mataram bebas kasus stunting

Emiral mengatakan bentuk kerja sama orang tua asuh yang dilakukan oleh Bank NTB Syariah itulah yang akan dicontoh para donatur dari institusi pemerintah, swasta, atau perorangan, melalui pembukaan rekening donasi intervensi stunting.

"Setiap ada uang masuk dari para donatur orang tua asuh sebesar Rp1,5 juta, kami akan mencari sasaran balita stunting untuk diberikan program makanan bergizi penanganan stunting," katanya.

Diharapkan, melalui program donasi orang tua asuh intervensi stunting tersebut, dapat mempercepat penurunan kasus stunting sesuai target yang ditetapkan.

Baca juga: Lombok Utara gelar aksi bergizi untuk cegah kasus stunting
Baca juga: Mataram fokus tangani stunting lewat Program Periode 1.000 HPK