Wagub: Intensifkan Pencarian Direktur RSUP NTB

id RSUP NTB

"Kita sudah meminta kepolisian dan intelijen untuk terus mencari. Karena banyak spekulasi yang berkembang di masyarakat tentang hilangnya dr Mawardi Hamry,"
Mataram (Antara NTB) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat H Muhammad Amin meminta aparat penegak hukum mengintensifkan pencarian Direktur RSUP NTB dr H Mawardi Hamry yang dilaporkan hilang secara misterius sejak Rabu (23/3) malam.

"Kita sudah meminta kepolisian dan intelijen untuk terus mencari. Karena banyak spekulasi yang berkembang di masyarakat tentang hilangnya dr Mawardi Hamry," kata Muhammad Amin kepada wartawan di Mataram, Senin.

Menurut wagub, sejak dilaporkan hilang pada Rabu (23/3) malam, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan aparat penegak hukum seperti kepolisian dan TNI. Meski telah memasuki hari kelima, namun hingga saat ini tanda-tanda keberadaan Direktur RSUP NTB belum juga ditemukan.

"Kalau ada dugaan hilangnya Direktur RSUP ini tidak normal atau sifatnya kasuistis, kita meminta ini diselidiki serius," tegasnya.

Selain itu, Amin juga mengimbau kepada operator telekomunikasi untuk bisa memberikan data atau informasi secara jelas keberadaan Direktur RSUP NTB tersebut, menyusul adanya informasi salah satu operator telekomunikasi mempersulit upaya kepolisian melacak keberadaan dr Mawardi Hamry melalui "handphone"-nya.

"Seharusnya ini kewajiban operator telekomunikasi untuk memberikan informasi kepada aparat berwenang, sehingga pihak kepolisian mendapatkan petunjuk keberadaan Direktur RSUP itu," jelasnya.

Sebab, kata wagub, kasus-kasus seperti ini, terlebih menimpa pejabat, baru kali pertama terjadi di NTB, sehingga dibutuhkan kerja sama semua pihak untuk bisa membantu pencarian tersebut.

"Jadi semua harus terlibat membantu mencari keberadaan dr Mawardi Hamry, termasuk berdoa agar diberikan kesehatan dan keselamatan," ucap Amin.

Polisi sudah memeriksa 12 saksi terkait hilangnya Direktur Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat (RSUP NTB) dr H Mawardi Hamry.

"Sudah ada 12 saksi yang diperiksa, mereka berasal dari orang-orang terdekat dr Mawardi, termasuk `security` yang bertugas di rumah dinasnya," kata Kepala Kepolisian Resor Mataram AKBP Heri Prihanto.

Para saksi, menurut dia, memberikan keterangan mengenai kondisi terakhir dr Mawardi sebelum dilaporkan hilang.

"Jadi belum dapat pastikan apakah diculik atau ada faktor lainnya, motifnya yang masih kita cari," katanya. (*)