Pemkot Mataram minta Pemprov NTB pertimbangkan penutupan TPA

id penutupan TPA Kongok,pemprov NTB, Kota Mataram

Pemkot Mataram minta Pemprov NTB pertimbangkan penutupan TPA

 Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana. (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram meminta Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mempertimbangkan kembali rencana penutupan tempat pembuangan akhir (TPA) Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat, karena berpotensi terjadi penumpukan sampah.

"Apalagi saat ini kami belum sepenuhnya siap secara mandiri mengelola sampah, sehingga kita masih bergantung di TPA Kobon Kongok," kata Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram menyikapi rencana penutupan TPA Kebon Kongok oleh Pemprov NTB sekitar bulan Juni atau Juli 2024, karena  sudah penuh dan akan dipindah ke Sekotong yang jarak tempuh dari Kota Mataram sekitar 56,7 kilometer, Jumat.

Baca juga: TPA Mataram penuh siap dipindah ke Sekotong

Kota Mataram, katanya, kerap menjadi tuan rumah berbagai kegiatan nasional dan internasional, sehingga berdampak pada peningkatan volume sampah setiap hari. Sementara saat ini rata-rata volume sampah di Mataram mencapai 200 ton per hari.

Sementara itu, tempat pengolahan sampah terpadu (TPTS) yang ada saat ini belum mampu menangani sampah secara keseluruhan di Kota Mataram.

"TPST yang ada saat ini baru di Kecamatan Sandubaya, hanya mengakomodasi dua kecamatan, yakni Sandubaya dan Cakranegara. Sementara empat kecamatan lainnya belum terakomodasi," katanya.

Baca juga: Volume sampah Mataram meningkat 10 ton saat perayaan tahun baru

Terkait dengan itu, pihaknya berharap pemerintah provinsi agar mempertimbangkan kembali secara matang dan tidak terburu-buru dalam mengambil kebijakan penutupan TPA Kebon Kongok.

"Apalagi TPA Kebon Kongok saat ini digunakan oleh dua kabupaten/kota. Selain Kota Mataram, TPA Kebon Kongok juga digunakan Kabupaten Lombok Barat," katanya.

Jika TPA dipindah ke Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, lanjutnya, bisa berdampak pada biaya operasional tinggi dan kekuatan SDM serta fasilitas kendaraan.

"Kondisi itu juga mempengaruhi ritase pembuangan sampah ke TPA. Misalnya, yang harusnya 2-3 kali, bisa jadi satu kali, sehingga memicu potensi penumpukan sampah," katanya.

Baca juga: PUPR Mataram menerapkan sistem penyekat sampah di saluran air

Sebagai ibu kota provinsi, tambahnya, jika ada persoalan dengan sampah yang tidak terkelola dengan baik akan berdampak pada akses kompleks.

"Karena itu, kita berharap untuk sementara ini biarkan kami seperti sekarang, tetap membuang sampah ke TPA Kebon Kongok minimal sampai akhir tahun ini," katanya.

Apabila TPST modern di Sandubaya yang beroperasi sejak Mei 2023 dan TPST Kebon Talo Ampenan dibangun tahun ini, setidaknya sampah di Mataram bisa terkelola maksimal.

"Satu TPST akan kita gunakan untuk tiga kecamatan, sehingga yang kita buang ke TPA hanya residu sisa sampah yang tidak bisa diolah," katanya.